Jakarta: Masyarakat diminta tak mudah mempercayai kabar yang datang dari media sosial atau medsos. Jika ingin lebih akurat menyaring informasi, masyarakat diharapkan untuk berpatokan kepada media arus utama atau mainstream.
"Informasi yang disebarluaskan melalui media mainstream lebih bisa dipertanggungjawabkan ketimbang media sosial yang sumbernya tidak jelas," kata Anggota Komisi IX DPR Arzeti Bilbina, melalui keterangan tertulis, Selasa, 15 Desember 2020.
Arzeti prihatin, di masa pandemi covid-19 ini, kabar bohong atau hoaks banyak tersebar di media sosial. Ia meminta masyarakat pintar memilah kabar yang berseliweran.
"Sebaiknya disaring dulu, cek kebenaran berita tersebut," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Menurut dia, keberadaan media sosial bahkan menjadi ajang menyebarkan radikalisme. Banyak berita bohong yang justru berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa.
Baca: Hoaks: Percakapan Kapolda Metro Berupaya Bunuh Rizieq
"Jika tidak hati-hati, maka bisa terpancing dengan bahasa atau ajakan yang justru tidak mendidik. Dan tidak sedikit yang berujung kasus hukum," ujarnya.
Arzeti juga meminta pemerintah memberi efek jera bagi para penyebar kabar bohong. "Pemerintah harus mulai keras dan tegas memerangi hoaks," ujar dia.
Jakarta: Masyarakat diminta tak mudah mempercayai kabar yang datang dari
media sosial atau medsos. Jika ingin lebih akurat menyaring informasi, masyarakat diharapkan untuk berpatokan kepada media arus utama atau
mainstream.
"Informasi yang disebarluaskan melalui media
mainstream lebih bisa dipertanggungjawabkan ketimbang media sosial yang sumbernya tidak jelas," kata Anggota Komisi IX DPR Arzeti Bilbina, melalui keterangan tertulis, Selasa, 15 Desember 2020.
Arzeti prihatin, di masa pandemi covid-19 ini, kabar bohong atau
hoaks banyak tersebar di media sosial. Ia meminta masyarakat pintar memilah kabar yang berseliweran.
"Sebaiknya disaring dulu, cek kebenaran berita tersebut," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Menurut dia, keberadaan media sosial bahkan menjadi ajang menyebarkan radikalisme. Banyak berita bohong yang justru berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa.
Baca:
Hoaks: Percakapan Kapolda Metro Berupaya Bunuh Rizieq
"Jika tidak hati-hati, maka bisa terpancing dengan bahasa atau ajakan yang justru tidak mendidik. Dan tidak sedikit yang berujung kasus hukum," ujarnya.
Arzeti juga meminta pemerintah memberi efek jera bagi para penyebar kabar bohong. "Pemerintah harus mulai keras dan tegas memerangi hoaks," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)