Jakarta: Ketertiban aktivitas transportasi selama periode Natal dan tahun baru (Nataru) mesti dipastikan. Sehingga, mencegah gelombang ketiga covid-19 di akhir tahun.
“Aktivitas transportasi yang tidak sehat akan mendorong percepatan terjadi perluasan suatu wabah penyakit,” kata Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno dalam keterangan tertulis, Minggu, 19 Desember 2021.
Djoko mengatakan kewaspadaan terhadap gelombang ketiga kian mendesak. Apalagi, covid-19 varian Omicron terdeteksi di Indonesia.
“Kampanye dan sosialisasi penyelenggaraan transportasi yang sehat harus digencarkan secara masif ke seluruh pihak,” ujar pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata itu.
Pihak tersebut, kata dia, ialah regulator, operator, hingga pengguna jasa transportasi. Apalagi, Kementerian Perhubungan memprediksi 11 juta orang bakal bermobilisasi selama libur Nataru.
Baca: Omicron Masuk Indonesia, Ini 2 Respons Kemenhub
“(Sosialisasi) untuk memastikan jaminan perjalanan yang higienis,” tutur Djoko.
Djoko mafhum pemerintah tidak bisa menghentikan 100 persen aktivitas transportasi selama Nataru. Sebab, keputusan itu bisa berdampak buruk pada perekonomian. Masyarakat diajak bekerja sama dan bertanggung jawab.
“Bermobilitas secara sehat agar aktivitas ekonomi tetap bergerak,” ucap dia.
Jakarta: Ketertiban aktivitas transportasi selama periode
Natal dan tahun baru (Nataru) mesti dipastikan. Sehingga, mencegah gelombang ketiga covid-19 di akhir tahun.
“Aktivitas transportasi yang tidak sehat akan mendorong percepatan terjadi perluasan suatu wabah penyakit,” kata Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno dalam keterangan tertulis, Minggu, 19 Desember 2021.
Djoko mengatakan kewaspadaan terhadap gelombang ketiga kian mendesak. Apalagi,
covid-19 varian Omicron terdeteksi di Indonesia.
“Kampanye dan sosialisasi penyelenggaraan transportasi yang sehat harus digencarkan secara masif ke seluruh pihak,” ujar pengamat
transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata itu.
Pihak tersebut, kata dia, ialah regulator, operator, hingga pengguna jasa transportasi. Apalagi, Kementerian Perhubungan memprediksi 11 juta orang bakal bermobilisasi selama libur Nataru.
Baca:
Omicron Masuk Indonesia, Ini 2 Respons Kemenhub
“(Sosialisasi) untuk memastikan jaminan perjalanan yang higienis,” tutur Djoko.
Djoko mafhum pemerintah tidak bisa menghentikan 100 persen aktivitas transportasi selama Nataru. Sebab, keputusan itu bisa berdampak buruk pada perekonomian. Masyarakat diajak bekerja sama dan bertanggung jawab.
“Bermobilitas secara sehat agar aktivitas ekonomi tetap bergerak,” ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)