Jakarta: Setiap tahunnya pada 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Tujuan pringatan ini untuk meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan mental di seluruh dunia dan untuk memobilisasi upaya dalam mendukung kesehatan mental.
Sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia
Hari Kesehatan Mental Sedunia ini diinisiasi oleh World Federation for Mental Health (WFMH) pada tahun 1992, tepatnya pada 10 Oktober 1992. Kemudian sejak 1994 hingga sekarang, tema khusus dipilih setiap tahun untuk acara global tersebut. Dan tema yang pertama kali diangkat adalah "Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia" atau "Improving the Quality of Mental Health Services Throughout the World".
WFMH sendiri merupakan NGO yang didirikan pada tahun 1948 di London, dan telah telah terlibat dalam advokasi dan pendidikan untuk mengubah persepsi terhadap penyakit mental selama puluhan tahun.
Dalam advokasinya, mereka melakukan siaran televisi dengan durasi dua jam di seluruh dunia melalui satelit badan informasi AS. Studio tersebut berlokasi di Tallahassee, Florida dan menjadi cara yang berguna untuk menyampaikan pesan advokasi mereka kepada dunia.
Mereka memiliki partisipasi dari Chili, Inggris, Australia, dan Zambia, sementara Jenewa, Atlanta, dan Mexico City merekam segmen untuk siaran tersebut.
Tema Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022
Setiap tahunya, tema Hari Kesehatan Mental Sedunia berganti mengikuti situasi terkini. Di 2022 Hari Kesehatan Mental Sedunia mengusung tema "Menjadikan Kesehatan & Kesejahteraan Mental untuk Semua Sebagai Prioritas Global"atau "Making Mental Health & Well-Being for All a Global Priority".
Dilansir dari laman WHO, dalam peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini juga menyinggung dampak pandemi covid-19 terhadap terciptanya krisis global untuk kesehatan mental. Ini memicu stres jangka pendek dan jangka panjang, serta merusak kesehatan mental jutaan orang.
“Diperkirakan peningkatan gangguan kecemasan dan depresi lebih dari 25% selama tahun pertama pandemi. Pada saat yang sama, layanan kesehatan mental telah sangat terganggu dan kesenjangan pengobatan untuk kondisi kesehatan mental telah meluas,” tulis WHO seperti dikutip Medcom.id, Senin, 10 Oktober 2022.
Jakarta: Setiap tahunnya pada 10 Oktober diperingati sebagai
Hari Kesehatan Mental Sedunia. Tujuan pringatan ini untuk meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan mental di seluruh dunia dan untuk memobilisasi upaya dalam mendukung kesehatan mental.
Sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia
Hari Kesehatan Mental Sedunia ini diinisiasi oleh
World Federation for Mental Health (WFMH) pada tahun 1992, tepatnya pada 10 Oktober 1992. Kemudian sejak 1994 hingga sekarang, tema khusus dipilih setiap tahun untuk acara global tersebut. Dan tema yang pertama kali diangkat adalah "Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia" atau "I
mproving the Quality of Mental Health Services Throughout the World".
WFMH sendiri merupakan NGO yang didirikan pada tahun 1948 di London, dan telah telah terlibat dalam advokasi dan pendidikan untuk mengubah persepsi terhadap
penyakit mental selama puluhan tahun.
Dalam advokasinya, mereka melakukan siaran televisi dengan durasi dua jam di seluruh dunia melalui satelit badan informasi AS. Studio tersebut berlokasi di Tallahassee, Florida dan menjadi cara yang berguna untuk menyampaikan pesan advokasi mereka kepada dunia.
Mereka memiliki partisipasi dari Chili, Inggris, Australia, dan Zambia, sementara Jenewa, Atlanta, dan Mexico City merekam segmen untuk siaran tersebut.
Tema Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022
Setiap tahunya, tema Hari Kesehatan Mental Sedunia berganti mengikuti situasi terkini. Di 2022 Hari Kesehatan Mental Sedunia mengusung tema "Menjadikan Kesehatan & Kesejahteraan Mental untuk Semua Sebagai Prioritas Global"atau
"Making Mental Health & Well-Being for All a Global Priority".
Dilansir dari laman
WHO, dalam peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini juga menyinggung dampak pandemi covid-19 terhadap terciptanya krisis global untuk kesehatan mental. Ini memicu stres jangka pendek dan jangka panjang, serta merusak kesehatan mental jutaan orang.
“Diperkirakan peningkatan gangguan kecemasan dan depresi lebih dari 25% selama tahun pertama pandemi. Pada saat yang sama, layanan kesehatan mental telah sangat terganggu dan kesenjangan pengobatan untuk kondisi kesehatan mental telah meluas,” tulis WHO seperti dikutip Medcom.id, Senin, 10 Oktober 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)