Menkominfo Johnny G Plate. Foto: Medcom/Theofilus Ifan Sucipto.
Menkominfo Johnny G Plate. Foto: Medcom/Theofilus Ifan Sucipto.

Mengenal Satria-1, Satelit Indonesia dengan Kapasitas Terbesar se-Asia

Theofilus Ifan Sucipto • 27 Februari 2022 06:41
Jakarta: Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate ingin konstruksi Satelit Satria-1 dipercepat. Satelit dengan kapasitas 150 gigabit per second (Gbps) itu bakal memperluas cakupan telekomunikasi di Indonesia.
 
"Kapasitas ini yang terbesar di Asia dan kelima terbesar di dunia," kata Johnny di Desa Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, 23 Februari 2022.
 
Johnny mengatakan Satria-1 siap menjangkau 150 ribu titik layanan publik. Rinciannya, 93.900 titik sekolah dan pesantren untuk dukungan pembelajaran jarak jauh dan ujian berbasis komputer. 

Berikutnya, 3.700 titik puskesmas dan rumah sakit serta layanan kesehatan lain dan 3.900 titik layanan keamanan masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Kemudian 47.900 titik kantor desa atau kelurahan, kecamatan, dan pemerintah daerah lainnya untuk mengoptimalkan pelayanan sistem pemerintah berbasis elektronik serta 600 titik layanan publik lainnya.
 
"Proyek Satria-1 diharapkan mendukung percepatan transformasi digital dengan menghubungkan yang tidak terhubung," jelas Johnny.
 
Politikus Partai NasDem itu menyebut Satelit Satria-1 tengah dirakit perusahaan kendaraan antariksa asal Prancis, Thales Alenia Space. Konstruksi telah dimulai sejak 3 September 2020 dengan target peluncuran pada 2023.
 
Baca: Menkominfo-Dubes Inggris Bahas Kerja Sama Satria-2
 
Meski begitu, Johnny akan bertolak ke Prancis pada akhir Februari hingga awal Maret 2022. Dia hendak bertemu direksi Thales Alenia Space guna mendorong percepatan konstruksi Satelit Satria-1.
 
Sembari menunggu konstruksi, kata Johnny, pemerintah membangun satelit bumi di 11 titik yang tersebar dari barat hingga timur Indonesia. Rinciannya, yakni Cikarang, Jawa Barat; Kupang, NTT; Batam; Banjarmasin; Tarakan; Pontianak; Kupang; Ambon; Manado; Manokwari; Timika; dan Jayapura.
 
 

Terdapat tiga jenis stasiun bumi yang disiapkan Kemenkominfo. Pertama, yakni Pengendali Satelit Primer sebagai stasiun pusat pengendali dan pengawas alur pergerakan satelit.
 
"Serta mengontrol proses penerimaan sinyal," ucap Johnny.
 
Kedua, Network Operation Control (NOC) berfungsi untuk mengawasi, mengendalikan, serta mencatat aktivitas jaringan yang sedang berlangsung. Terakhir, yakni stasiun bumi untuk mengirimkan data ke dan dari satelit ke local area network (LAN).
 
Kemenkominfo sudah meletakkan batu pertama atau ground breaking stasiun bumi di Cikarang pada 18 Agustus 2021. Sedangkan stasiun bumi di Kupang menjadi titik kedua yang dibangun. Johnny meminta sembilan kepala daerah lainnya mendukung pembangunan stasiun bumi.
 
"Saya minta tolong bupati dan gubernur membantu memastikan ketersediaan lahan dan dokumentasi yang legal dan formal," tutur dia.
 
Johnny menilai ketersediaan lahan dengan legalitas yang mulus mendesak. Sebab, lahan itu bakal digunakan sebagai stasiun bumi untuk melayani masyarakat. "Setelah dibangun, saya harap infrastruktur ini dimanfaatkan masyarakat," ujar dia.
 
Menurut Johnny, kehadiran satelit Indonesia dengan kapasitas besar mendesak. Apalagi, Indonesia membutuhkan internet hingga 1 terabit per second (Tbps) hingga 2030.
 
"Sehingga kita menjadi salah satu negara penyumbang satelit terbesar di kawasan tidak hanya di Indonesia tapi juga bisa dipakai di ASEAN," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan