Jakarta: Sama seperti menghadapi covid-19 varian Delta, kunci menghadapi varian Omicron adalah disiplin protokol kesehatan. Anggota Komisi IX DPR Putih Sari mengingatkan masyarakat agar tak panik menyikapi kasus pertama covid-19 varian Omicron di Indonesia yang ditemukan pada Kamis, 16 Desember 2021.
"Tetap waspada, tapi tidak perlu panik. Pemerintah sudah sampaikan, yang penting disiplin terhadap protokol kesehatan," kata Putih Sari, Jumat, 17 Desember 2021.
Dia menilai akses pelayanan kesehatannya perlu disiapkan agar dapat terjangkau masyarakat. Putih Sari pun menilai temuan kasus varian Omicron itu sebagai pengingat bahwa covid-19 masih ada.
Dia juga mengingatkan bahwa vaksinasi covid-19 tetap menjadi penting setelah adanya temuan varian Omicron. Sehingga, akselerasi vaksinasi covid-19 harus terus dilakukan.
"Walaupun secara capaian vaksinasi kita cukup baik, tapi dari hasil raker Komisi IX kemarin terlihat masih banyak ketimpangan. Di beberapa daerah masih ada yang di bawah 70 persen capaian vaksinasinya," tuturnya.
Putih Sari juga berpendapat bahwa vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun yang sudah dimulai pemerintah merupakan langkah maju. "Sebagai langkah pencegahan karena sistem belajar tatap muka sudah dimulai," kata dia.
Baca: Varian Omicron Mewabah, Jemaah Umrah Diharapkan Patuhi Prokes
Anggota Komisi IX DPR Nurhadi juga mengatakan protokol kesehatan harus terus diperkuat. Masyarakat pun diimbau mengikuti vaksinasi. Sejalan dengan itu, menurut dia, vaksinasi harus dipercepat agar segera tercapai target 70 persen populasi untuk terbentuk kekebalan komunal.
"Masyarakat tetap harus waspada dalam menghadapi penularan virus Corona, terutama varian Omicron, yang terdeteksi lebih cepat menular. Pemerintah tetap waspada jangan lengah dengan adanya jeda libur Nataru (Natal dan Tahun Baru)," tuturnya.
Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan berpendapat varian Omicron bisa dihadapi dengan protokol kesehatan, tes lacak, isolasi, serta vaksinasi.
"Prokes harus ditingkatkan kembali, apalagi saat Nataru banyak terjadi mobilitas dan kerumunan masyarakat," kata Iwan Ariawan.
Menurut dia, cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata sangat penting. Iwan mendukung vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun.
"Iya, ini langkah maju untuk melindungi anak-anak kita," kata dia.
Jakarta: Sama seperti menghadapi covid-19 varian Delta, kunci menghadapi varian
Omicron adalah disiplin
protokol kesehatan. Anggota Komisi IX DPR Putih Sari mengingatkan masyarakat agar tak panik menyikapi kasus pertama covid-19 varian
Omicron di Indonesia yang ditemukan pada Kamis, 16 Desember 2021.
"Tetap waspada, tapi tidak perlu panik. Pemerintah sudah sampaikan, yang penting disiplin terhadap protokol kesehatan," kata Putih Sari, Jumat, 17 Desember 2021.
Dia menilai akses pelayanan kesehatannya perlu disiapkan agar dapat terjangkau masyarakat. Putih Sari pun menilai temuan kasus varian Omicron itu sebagai pengingat bahwa covid-19 masih ada.
Dia juga mengingatkan bahwa vaksinasi covid-19 tetap menjadi penting setelah adanya temuan varian Omicron. Sehingga, akselerasi vaksinasi covid-19 harus terus dilakukan.
"Walaupun secara capaian vaksinasi kita cukup baik, tapi dari hasil raker Komisi IX kemarin terlihat masih banyak ketimpangan. Di beberapa daerah masih ada yang di bawah 70 persen capaian vaksinasinya," tuturnya.
Putih Sari juga berpendapat bahwa vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun yang sudah dimulai pemerintah merupakan langkah maju. "Sebagai langkah pencegahan karena sistem belajar tatap muka sudah dimulai," kata dia.
Baca:
Varian Omicron Mewabah, Jemaah Umrah Diharapkan Patuhi Prokes
Anggota Komisi IX DPR Nurhadi juga mengatakan protokol kesehatan harus terus diperkuat. Masyarakat pun diimbau mengikuti vaksinasi. Sejalan dengan itu, menurut dia, vaksinasi harus dipercepat agar segera tercapai target 70 persen populasi untuk terbentuk kekebalan komunal.
"Masyarakat tetap harus waspada dalam menghadapi penularan virus Corona, terutama varian Omicron, yang terdeteksi lebih cepat menular. Pemerintah tetap waspada jangan lengah dengan adanya jeda libur Nataru (Natal dan Tahun Baru)," tuturnya.
Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan berpendapat varian Omicron bisa dihadapi dengan protokol kesehatan, tes lacak, isolasi, serta vaksinasi.
"Prokes harus ditingkatkan kembali, apalagi saat Nataru banyak terjadi mobilitas dan kerumunan masyarakat," kata Iwan Ariawan.
Menurut dia, cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata sangat penting. Iwan mendukung vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun.
"Iya, ini langkah maju untuk melindungi anak-anak kita," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)