Jakarta: Pemerintah berencana memulangkan 74 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi anak buah kapal (ABK) di kapal Diamond Princess. Mereka akan diobservasi di Natuna selama 14 hari sesuai standar dari organisasi kesehatan dunia (WHO).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemulangan dikhususkan untuk ABK WNI yang dinyatakan negatif korona. Empat WNI yang positif menjalani perawatan intensif di Jepang.
"Kemungkinan (di Natuna). Tadi kami sudah mengajukan beberapa opsi kepada Bapak Presiden, dan masih akan dipertimbangkan," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Februari 2020.
Menko PMK, Muhadjir Effendy. Foto: Medcom.id/Citra Larasati
Pemerintah belum bisa memutuskan mekanisme penjemputan para WNI apakah dengan pesawat komersil atau pesawat militer. Keputusannya tengah dirapatkan Presiden Joko Widodo.
"Kita sudah sampaikan opsi ke Bapak Presiden dan Presiden akan mempertimbangkan satu hingga dua hari. Keputusan di tangan beliau, saya yakin Presiden akan mempertimbangkan dengan jernih seperti pengalaman saat kita bimbang evakuasi dari Wuhan," imbuh dia.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan penanganan antara WNI dari Wuhan dan kapal Diamond Princess bisa saja berbeda. Alasannya ruang lingkup penyebaran virus berbeda.
"Mungkin akan beda perlakuannya dibanding (WNI) dari wuhan, karena dia berada di kapal bukan di daratan kan," ucap Muhadjir.
Terdapat 78 WNI ABK dalam kapal tersebut. Empat diantaranya positif COVID-19. Mereka terkena penyakit tersebut saat menjalani masa karantina.
Jakarta: Pemerintah berencana memulangkan 74 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi anak buah kapal (ABK) di
kapal Diamond Princess. Mereka akan diobservasi di Natuna selama 14 hari sesuai standar dari organisasi kesehatan dunia (WHO).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemulangan dikhususkan untuk ABK WNI yang dinyatakan negatif korona. Empat WNI yang positif menjalani perawatan intensif di Jepang.
"Kemungkinan (di Natuna). Tadi kami sudah mengajukan beberapa opsi kepada Bapak Presiden, dan masih akan dipertimbangkan," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Februari 2020.
Menko PMK, Muhadjir Effendy. Foto: Medcom.id/Citra Larasati
Pemerintah belum bisa memutuskan mekanisme penjemputan para WNI apakah dengan pesawat komersil atau pesawat militer. Keputusannya tengah dirapatkan Presiden Joko Widodo.
"Kita sudah sampaikan opsi ke Bapak Presiden dan Presiden akan mempertimbangkan satu hingga dua hari. Keputusan di tangan beliau, saya yakin Presiden akan mempertimbangkan dengan jernih seperti pengalaman saat kita bimbang evakuasi dari Wuhan," imbuh dia.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan penanganan antara WNI dari Wuhan dan kapal Diamond Princess bisa saja berbeda. Alasannya ruang lingkup penyebaran virus berbeda.
"Mungkin akan beda perlakuannya dibanding (WNI) dari wuhan, karena dia berada di kapal bukan di daratan kan," ucap Muhadjir.
Terdapat 78 WNI ABK dalam kapal tersebut. Empat diantaranya positif COVID-19. Mereka terkena penyakit tersebut saat menjalani masa karantina.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id(WHS)