Jakarta: CEO Media Group M Mirdal Akib menilai Indonesia termasuk lambat dalam upaya transformasi siaran analog ke digital. Kendati begitu, migrasi siaran tersebut mesti terlaksana.
"Ini absolute, kita (pelaku industri penyiaran) telah membangun digital," kata Mirdal dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Indonesia Tertinggal, Segera Migrasi TV Digital', Minggu, 12 Juli 2020.
Digitalisasi dinilai akan memberikan 'angin segar' bagi pelaku industri yang mayoritas pengusaha nasional. Pasalnya, siaran televisi yang gratis pun mesti bersaing dengan platform digital lain. Peralihan penonton ke platform lain tak terhindarkan.
"Digitalisasi adalah pintu keluar untuk mengefektifkan kembali tv ini. Kalau pola alami akan susah bersaing pada kualitas siaran, konten," ujar Mirdal.
Baca: Investasi Digitalisasi Sia-sia Jika Siaran Analog Masih Dipakai
Proses panjang digitalisasi penyiaran sejak 2009 terus mengalami penghambatan. Mirdal berharap upaya industri yang telah membangun kebijakan ini tidak lagi menemui hambatan.
"Kami bangun digital. Tetapi di rumah masih menonton dan menerima siaran analog," ucap Mirdal.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah mempercepat digitalisasi televisi nasional. Menkominfo Johnny G Plate menilai langkah itu akan memengaruhi perekonomian dan perkembangan digitalisasi penyiaran global.
Sistem digitalisasi Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga. Sejak World Radio Conference (WRC) 2007, seluruh negara di dunia menyepakati untuk menuntaskan analog switch off (ASO) pada 2015.
Program digitalisasi televisi nasional ini perlu dipercepat guna menghasilkan kualitas penyiaran yang lebih efisien dan optimal untuk kepentingan masyarakat. Digitalisasi juga akan meningkatkan efisiensi kinerja industri penyiaran Tanah Air.
Jakarta: CEO Media Group M Mirdal Akib menilai Indonesia termasuk lambat dalam upaya transformasi siaran analog ke digital. Kendati begitu, migrasi siaran tersebut mesti terlaksana.
"Ini absolute, kita (pelaku industri penyiaran) telah membangun digital," kata Mirdal dalam program Crosscheck #FromHome by
Medcom.id bertajuk 'Indonesia Tertinggal, Segera Migrasi TV Digital', Minggu, 12 Juli 2020.
Digitalisasi dinilai akan memberikan 'angin segar' bagi pelaku industri yang mayoritas pengusaha nasional. Pasalnya, siaran televisi yang gratis pun mesti bersaing dengan
platform digital lain. Peralihan penonton ke
platform lain tak terhindarkan.
"Digitalisasi adalah pintu keluar untuk mengefektifkan kembali tv ini. Kalau pola alami akan susah bersaing pada kualitas siaran, konten," ujar Mirdal.
Baca:
Investasi Digitalisasi Sia-sia Jika Siaran Analog Masih Dipakai
Proses panjang digitalisasi penyiaran sejak 2009 terus mengalami penghambatan. Mirdal berharap upaya industri yang telah membangun kebijakan ini tidak lagi menemui hambatan.
"Kami bangun digital. Tetapi di rumah masih menonton dan menerima siaran analog," ucap Mirdal.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah mempercepat digitalisasi televisi nasional. Menkominfo Johnny G Plate menilai langkah itu akan memengaruhi perekonomian dan perkembangan digitalisasi penyiaran global.
Sistem digitalisasi Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga. Sejak
World Radio Conference (WRC) 2007, seluruh negara di dunia menyepakati untuk menuntaskan
analog switch off (ASO) pada 2015.
Program digitalisasi televisi nasional ini perlu dipercepat guna menghasilkan kualitas penyiaran yang lebih efisien dan optimal untuk kepentingan masyarakat. Digitalisasi juga akan meningkatkan efisiensi kinerja industri penyiaran Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)