Jakarta: Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman mengatakan ada pelajaran penting yang mesti diambil dari kasus gangguan ginjal akut. Dari sisi tata kelola, yang perlu diperhatikan antara lain akuntabilitas kerja, transparasi data, dan manajemen data.
"Pelajaran yang kita ambil dari kasus gangguan ginjal akut ini adalah pentingnya good governance (tata kelola kesehatan yang baik)," kata Dicky, dikutip dari Antara, Kamis, 10 November 2022.
Hal lain yang mesti menjadi pelajaran adalah leadership, manajemen risiko, dan komunikasi risiko. Tiga hal itu hampir berlaku di semua negara.
"Tanpa ada penguatan, sebagus apa pun regulasi, tidak akan diterapkan," kata dia.
Cari alternatif lain
Wakil Ketua PP Ikatan Apoteker Indonesia sekaligus Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjajaran, Prof dr apt Keri Lestari, memberikan alternatif obat aman yang bisa dikonsumsi.
"Pilihannya sekarang cari aman ke puyer," kata dia.
Jika anak tidak suka atau tidak biasa mengonsumsi puyer karena rasanya pahit dan sering dimuntahkan, ia menyarankan orang tua membuat sirop dadakan dengan pemanis tambahan seperti madu.
"Di sendok, dikasih air, dikasih madu. Sehingga anak merasa minum madu," kata dia.
Ia juga meminta orang tua mempertimbangkan memilih dokter anak yang bijak. Dalam arti, menimbang risk and benefit dalam pemberian obat.
Orang tua harus berbenah
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan kasus gangguan ginjal akut menjadi momentum orang tua yang anaknya sakit tidak langsung memberikan obat. Obat menjadi pilihan terakhir setelah melakukan metode perawatan lain.
Ia mengatakan, jika bayi usia satu bulan demam, itu menandakan ada sakit serius dan perlu dicari penyebabnya. Tapi, jika di atas tiga bulan, badan hangat bisa pakai metode lain.
Baca: Terbaru! Ini Daftar 73 Obat Sirop yang Izin Edarnya Dicabut BPOM
Kalau anak demam tinggi bisa diberikan obat tablet yang dipecah, disesuaikan dengan berat badannya. Kalau demam tinggi bisa diberikan obat sesuai resep dokter.
"Prinsipnya obat itu jalan terakhir. Yang penting istirahat. Demam itu situasi kondusif, enggak perlu buru-buru. Kasih kompres hangat atau rendam air hangat. Tapi lihat kondisi umum anak juga," kata Piprim.
Jakarta: Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman mengatakan ada pelajaran penting yang mesti diambil dari kasus
gangguan ginjal akut. Dari sisi tata kelola, yang perlu diperhatikan antara lain akuntabilitas kerja, transparasi data, dan manajemen data.
"Pelajaran yang kita ambil dari kasus gangguan ginjal akut ini adalah pentingnya
good governance (tata kelola kesehatan yang baik)," kata Dicky, dikutip dari
Antara, Kamis, 10 November 2022.
Hal lain yang mesti menjadi pelajaran adalah leadership, manajemen risiko, dan komunikasi risiko. Tiga hal itu hampir berlaku di semua negara.
"Tanpa ada penguatan, sebagus apa pun regulasi, tidak akan diterapkan," kata dia.
Cari alternatif lain
Wakil Ketua PP Ikatan Apoteker Indonesia sekaligus Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjajaran, Prof dr apt Keri Lestari, memberikan alternatif obat aman yang bisa dikonsumsi.
"Pilihannya sekarang cari aman ke puyer," kata dia.
Jika anak tidak suka atau tidak biasa mengonsumsi puyer karena rasanya pahit dan sering dimuntahkan, ia menyarankan orang tua membuat sirop dadakan dengan pemanis tambahan seperti madu.
"Di sendok, dikasih air, dikasih madu. Sehingga anak merasa minum madu," kata dia.
Ia juga meminta orang tua mempertimbangkan memilih dokter anak yang bijak. Dalam arti, menimbang risk and benefit dalam pemberian obat.
Orang tua harus berbenah
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan kasus gangguan ginjal akut menjadi momentum orang tua yang anaknya sakit tidak langsung memberikan obat. Obat menjadi pilihan terakhir setelah melakukan metode perawatan lain.
Ia mengatakan, jika bayi usia satu bulan demam, itu menandakan ada sakit serius dan perlu dicari penyebabnya. Tapi, jika di atas tiga bulan, badan hangat bisa pakai metode lain.
Baca:
Terbaru! Ini Daftar 73 Obat Sirop yang Izin Edarnya Dicabut BPOM
Kalau anak demam tinggi bisa diberikan obat tablet yang dipecah, disesuaikan dengan berat badannya. Kalau demam tinggi bisa diberikan obat sesuai resep dokter.
"Prinsipnya obat itu jalan terakhir. Yang penting istirahat. Demam itu situasi kondusif, enggak perlu buru-buru. Kasih kompres hangat atau rendam air hangat. Tapi lihat kondisi umum anak juga," kata Piprim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)