Jakarta: Musim pancaroba diikuti dengan gejolak kasus gagal ginjal akut pada anak memang menimbulkan keresahan para orang tua terhadap kondisi anak-anaknya. Setidaknya, Kementerian Kesehatan telah mencatat 206 kasus gagal ginjal akut yang menimpa anak di Indonesia – dengan batuk, pilek, diare, serta jumlah air seni yang sedikit sebagai gejala awal penyakit tersebut.
Kendati demikian, Dokter Spesialis Anak dr Lucy Amelia menyampaikan bahwa orang tua tidak perlu panik namun tetap waspada, serta senantiasa memantau kesehatan anak-anak untuk menghadapi kondisi saat ini, salah satunya dengan menjaga protokol kesehatan.
“Memang sekarang ini lagi banyak banget anak-anak yang menderita batuk, pilek, diare karena musim pancaroba ini sangat berbahaya buat anak-anak. Tapi yang pasti adalah dengan menjaga protokol kesehatan supaya tidak mudah terinfeksi penyakit menular,” ujar dr Lucy seperti dilansir dari tayangan Newsline Metro TV, Jumat, 21 Oktober 2022.
Dokter Lucy juga membagikan sejumlah tips lainnya untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh pada anak, di antaranya menjaga asupan gizi, waktu tidur yang cukup, meluangkan waktu untuk berolahraga, serta menghindari ruang keramaian.
“Saya rasa dengan menjaga pola makan, pola tidur, kemudian tetap berolahraga, dan yang paling penting menjaga protokol kesehatan. Itu tips yang paling aman dan bermanfaat untuk saat ini,” jelasnya.
Untuk mewaspadai gagal ginjal akut pada anak, Dokter Lucy menyarankan para orang tua untuk menghindari penggunaan obat sirop dan dapat melakukan beberapa tindakan ketika anak mengalami demam, seperti menjaga asupan cairan tubuh anak serta mengompres badan untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan pada anak.
Apabila kondisi anak tak kunjung membaik, ia menyarankan para orang tua untuk segera mencari bantuan medis.
“Sebenarnya bisa kita ikut awasi anak-anak kita di rumah kalau anak kita ada batuk, pilek, diare, muntah-muntah, coba dilihat jangan sampai ke tahap dehidrasi. Tentunya dengan melihat asupannya, sesuai tidak dengan berat badan dan usianya, dan yang paling mudah dilakukan adalah perhatikan jumlah kencing dan warnanya. Kalau warnanya pekat dan jumlah sedikit atau kurang dari 1 cc, mungkin harus cepat dibawa ke rumah sakit atau dokter terdekat,” ujarnya.
(Gracia Anggellica)
Jakarta: Musim pancaroba diikuti dengan gejolak kasus
gagal ginjal akut pada anak memang menimbulkan keresahan para orang tua terhadap kondisi anak-anaknya. Setidaknya, Kementerian Kesehatan telah mencatat 206 kasus gagal ginjal akut yang menimpa anak di Indonesia – dengan batuk, pilek, diare, serta jumlah air seni yang sedikit sebagai gejala awal penyakit tersebut.
Kendati demikian, Dokter Spesialis Anak dr Lucy Amelia menyampaikan bahwa orang tua tidak perlu panik namun tetap waspada, serta senantiasa memantau kesehatan anak-anak untuk menghadapi kondisi saat ini, salah satunya dengan menjaga
protokol kesehatan.
“Memang sekarang ini lagi banyak banget anak-anak yang menderita batuk, pilek, diare karena musim pancaroba ini sangat berbahaya buat anak-anak. Tapi yang pasti adalah dengan menjaga protokol kesehatan supaya tidak mudah terinfeksi penyakit menular,” ujar dr Lucy seperti dilansir dari tayangan Newsline Metro TV, Jumat, 21 Oktober 2022.
Dokter Lucy juga membagikan sejumlah tips lainnya untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh pada anak, di antaranya menjaga asupan gizi, waktu tidur yang cukup, meluangkan waktu untuk berolahraga, serta menghindari ruang keramaian.
“Saya rasa dengan menjaga pola makan, pola tidur, kemudian tetap berolahraga, dan yang paling penting menjaga protokol kesehatan. Itu tips yang paling aman dan bermanfaat untuk saat ini,” jelasnya.
Untuk mewaspadai gagal ginjal akut pada anak, Dokter Lucy menyarankan para orang tua untuk menghindari penggunaan obat sirop dan dapat melakukan beberapa tindakan ketika anak mengalami demam, seperti menjaga asupan cairan tubuh anak serta mengompres badan untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan pada anak.
Apabila kondisi anak tak kunjung membaik, ia menyarankan para orang tua untuk segera mencari bantuan medis.
“Sebenarnya bisa kita ikut awasi anak-anak kita di rumah kalau anak kita ada batuk, pilek, diare, muntah-muntah, coba dilihat jangan sampai ke tahap dehidrasi. Tentunya dengan melihat asupannya, sesuai tidak dengan berat badan dan usianya, dan yang paling mudah dilakukan adalah perhatikan jumlah kencing dan warnanya. Kalau warnanya pekat dan jumlah sedikit atau kurang dari 1 cc, mungkin harus cepat dibawa ke rumah sakit atau dokter terdekat,” ujarnya.
(Gracia Anggellica) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)