Jakarta: Tim penyelam Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengajukan surat kepada Rumah Sakit (RS) Polri untuk dilakukan terapi hiperbarik. Hal tersebut pascaevakuasi korban serta serpihan pesawat Lion Air PK-LQP.
"Insyaallah akan kita penuhi," kata Wakil Kepala Operasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri Kombes Triawan Marsudi saat konfersi pers, di RS Polri, Kramat Jati, Kramta Jati, Jakarta Timur, Selasa, 13 November 2018.
Namun, belum diketahui kapan jadwal terapi akan dilaksanakan. "Nanti kita tunggu jawaban dari pengajuan itu," ujarnya.
Triawan menjelaskan, selain diberikan terapi hiperbarik, penyelam juga dipantau kesehatannya. Ini untuk mencegah kontaminasi penyakit.
Baca: 38 Orang Tim Evakuasi Lion Air Dapat Terapi Hiperbarik
Sebab, penyelaman dilakukan di tempat ditemukannya korban. "Prinsipnya penyakit yang timbul akan kita terapi selain hiperbarik," tutur Triawan.
Terapi hiperbarik dilakukan untuk mencegah penyakit dekompresi. Penyakit ini muncul ketika penyelam yang masih kelebihan nitrogen naik ke permukaan terlalu cepat.
Perubahan tekanan yang terlalu cepat ini dapat menimbulkan dekompresi dan bisa menyebabkan kematian mendadak.
Sebelumnya, sebanyak 38 orang penyelam yang melakukan evakuasi korban pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 telah melaksanakan terapi hiperbarik. Sebanyak 32 penyelam terdiri dari personel Polairud (Polisi perairan dan udara) dan relawan enam orang.
Jakarta: Tim penyelam Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengajukan surat kepada Rumah Sakit (RS) Polri untuk dilakukan terapi hiperbarik. Hal tersebut pascaevakuasi korban serta serpihan pesawat Lion Air PK-LQP.
"Insyaallah akan kita penuhi," kata Wakil Kepala Operasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri Kombes Triawan Marsudi saat konfersi pers, di RS Polri, Kramat Jati, Kramta Jati, Jakarta Timur, Selasa, 13 November 2018.
Namun, belum diketahui kapan jadwal terapi akan dilaksanakan. "Nanti kita tunggu jawaban dari pengajuan itu," ujarnya.
Triawan menjelaskan, selain diberikan terapi hiperbarik, penyelam juga dipantau kesehatannya. Ini untuk mencegah kontaminasi penyakit.
Baca: 38 Orang Tim Evakuasi Lion Air Dapat Terapi Hiperbarik
Sebab, penyelaman dilakukan di tempat ditemukannya korban. "Prinsipnya penyakit yang timbul akan kita terapi selain hiperbarik," tutur Triawan.
Terapi hiperbarik dilakukan untuk mencegah penyakit dekompresi. Penyakit ini muncul ketika penyelam yang masih kelebihan nitrogen naik ke permukaan terlalu cepat.
Perubahan tekanan yang terlalu cepat ini dapat menimbulkan dekompresi dan bisa menyebabkan kematian mendadak.
Sebelumnya, sebanyak 38 orang penyelam yang melakukan evakuasi korban pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 telah melaksanakan terapi hiperbarik. Sebanyak 32 penyelam terdiri dari personel Polairud (Polisi perairan dan udara) dan relawan enam orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)