Alat pengecekan virus covid-19 yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose C19. DOK UGM
Alat pengecekan virus covid-19 yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose C19. DOK UGM

Satgas Covid-19: GeNose C19 Alat Skrining Bukan Diagnosa

Sri Yanti Nainggolan • 28 Januari 2021 02:56
Jakarta: Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut penggunaan alat deteksi covid-19 Gajah Mada Electric Nose Covid-19 atau GeNose C19 bersifat skrining. Alat bisa memudahkan pendeteksian covid-19.
 
"Jadi, kalau pun sekarang GeNose digunakan, itu juga dalam rangka kita mencari alat skrining yang lebih mudah untuk dilaksanakan," kata Wiku di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 27 Januari 2021.
 
Wiku menjelaskan dua fungsi alat tes covid-19, yakni skrining dan mendiagnosa. GeNose C19 memiliki fungsi skrining, seperti rapid antibodi dan rapid antigen.

Dia menyebut seiring berjalan waktu, alat skrining memiliki tingkat akurasi makin tinggi, harga makin rendah, dan mudah dilakukan. Sementara itu, fungsi mendiagnosa ialah menentukan seseorang terpapar covid-19 atau tidak.
 
(Baca: Tingkatkan Efektivitas Tes, GeNose Disarankan Terkoneksi dengan Ponsel)
 
"Standar emasnya menggunakan tes swab PCR (polymerase chain reaction)," kata dia.
 
Pemerintah resmi menetapkan penggunaan GeNose C19 sebagai syarat perjalanan kereta api. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan Nomor 11 tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang dengan Transportasi Perkeretaapian dalam Masa Pandemi Covid-19.
 
"Penggunaan GeNose berlaku pada 5 Februari. Untuk penumpang bus hanya random checking," ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati dikutip dari Mediaindonesia.com, Selasa, 26 Januari 2021.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan