Fasilitas publik dimaksud, salah satunya bandara. Bambang ingin GeNose dapat digunakan di bandara untuk mendeteksi apakah masyarakat yang ingin berpergian itu terinfeksi covid-19.
Namun agar efektif dan efesien, GeNose diharapkan juga terkoneksi dengan telepon seluler (ponsel) penumpang. Ini agar tidak ada antrian pengecekan hasil uji tes seperti pengecekan lembar rapid antigen.
"Kalau mau dipakai di bandara perlu sistem supaya begitu seseorang mengembuskan napas dan keluar hasilnya, itu langsung ke record ke handphone yang bersangkutan, sehingga memudahkan ketika di airport," kata Bambang dalam konferensi pers daring Inovasi GeNose, Jumat, 15 Januari 2021.
Baca: Menristek Minta Standar Biaya Tes Covid-19 GeNose Disepakati
Koneksi dengan telepon genggam diyakini bisa menghindari antrian panjang yang merepotkan penumpang. Apalagi, hasil tes GeNose relatif singkat, yakni kurang dari lima menit.
Tak hanya di bandara, sistem tersebut juga bisa diterapkan di sekolah atau kampus. Hal itu menurutnya akan sangat membantu ketika satuan pendidikan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
"Ketika kuliah mulai offline yang langsung barang kali perlu dibuat sistem GeNose itu. Jadi GeNose bukan hanya sekadar alat, GeNose menjadi sebuah sistem," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News