Jakarta: Malaysia melaporkan dua kasus pertama varian Delta Plus atau varian AY.4.2 pada 2 Oktober 2021. Direktur Jenderal Kesehatan Dr Noor Hisham menyebut varian AY.4.2 terdeteksi dari dua siswa Malaysia yang baru kembali dari Inggris.
"Kedua warga Malaysia itu tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada 2 Oktober dan hasil RT-PCR pertama mereka negatif. Namun tes kedua mereka yang dilakukan pada 7 Oktober selama masa karantina kembali positif," kata Noor Hisham, dikutip dari Nst News, Senin, 8 November 2021.
Hasil whole genome sequencing (WGS) dari dua kasus tersebut baru dirilis akhir Oktober 2021. Hasilnya menunjukkan kedua warga Malaysia tersebut positif varian Delta Plus.
Noor Hisham menegaskan vaksin yang digunakan saat ini masih efektif melawan varian AY.4.2. Selain itu, strategi karantina dan testing covid-19 saat kedatangan pelaku perjalanan luar negeri membantu meminimalisasi penyebaran varian AY.4.2. Meski begitu, pihaknya tetap akan memantau kemungkinan penyebaran varian Delta Plus di Malaysia.
Baca: Varian Delta Plus AY.4.2 Mengancam, Hati-hati WNA dari Negara Ini
Antisipasi pemerintah terkait varian AY.4.2
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah tetap menjaga ketat daerah perbatasan dan pintu masuk internasional untuk mengantisipasi masuknya varian AY.4.2. Selain itu, pihaknya sudah melakukan WGS dengan jumlah antara 1.500-1.800 tes per bulan dan belum menemukan varian Delta Plus di Indonesia.
"Varian AY.4.2 sudah sampai di Malaysia, tapi belum atau tidak terdeteksi di Indonesia sampai sekarang. Ini nantinya kita tingkatkan penjagaannya agar kita bisa menahan potensi masuknya varian baru ini ke Indonesia," kata Budi dalam konferensi pers secara daring.
Sementara itu, pemerintah berecana kembali menerapkan karantina tujuh hari bagi pelaku perjalanan luar negeri. Kebijakan ini guna mengantisipasi masuknya varian AY.4.2 ke Tanah Air.
"Bukan tidak mungkin nanti kalau orang datang dari luar, yang kita bisa lakukan mungkin karantinanya naik jadi tujuh hari," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Jakarta:
Malaysia melaporkan dua kasus pertama
varian Delta Plus atau varian AY.4.2 pada 2 Oktober 2021. Direktur Jenderal Kesehatan Dr Noor Hisham menyebut varian AY.4.2 terdeteksi dari dua siswa Malaysia yang baru kembali dari Inggris.
"Kedua warga Malaysia itu tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada 2 Oktober dan hasil RT-PCR pertama mereka negatif. Namun tes kedua mereka yang dilakukan pada 7 Oktober selama masa karantina kembali positif," kata Noor Hisham, dikutip dari Nst News, Senin, 8 November 2021.
Hasil
whole genome sequencing (WGS) dari dua kasus tersebut baru dirilis akhir Oktober 2021. Hasilnya menunjukkan kedua warga Malaysia tersebut positif varian Delta Plus.
Noor Hisham menegaskan vaksin yang digunakan saat ini masih efektif melawan
varian AY.4.2. Selain itu, strategi karantina dan testing covid-19 saat kedatangan pelaku perjalanan luar negeri membantu meminimalisasi penyebaran varian AY.4.2. Meski begitu, pihaknya tetap akan memantau kemungkinan penyebaran varian Delta Plus di Malaysia.
Baca:
Varian Delta Plus AY.4.2 Mengancam, Hati-hati WNA dari Negara Ini
Antisipasi pemerintah terkait varian AY.4.2
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah tetap menjaga ketat daerah perbatasan dan pintu masuk internasional untuk mengantisipasi masuknya varian AY.4.2. Selain itu, pihaknya sudah melakukan WGS dengan jumlah antara 1.500-1.800 tes per bulan dan belum menemukan varian Delta Plus di Indonesia.
"Varian AY.4.2 sudah sampai di Malaysia, tapi belum atau tidak terdeteksi di Indonesia sampai sekarang. Ini nantinya kita tingkatkan penjagaannya agar kita bisa menahan potensi masuknya varian baru ini ke Indonesia," kata Budi dalam konferensi pers secara daring.
Sementara itu, pemerintah berecana kembali menerapkan karantina tujuh hari bagi pelaku perjalanan luar negeri. Kebijakan ini guna mengantisipasi masuknya varian AY.4.2 ke Tanah Air.
"Bukan tidak mungkin nanti kalau orang datang dari luar, yang kita bisa lakukan mungkin karantinanya naik jadi tujuh hari," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(CIN)