Jakarta: Pemerintah diminta untuk mewaspadai masuknya mutasi varian virus SARS CoV-2 jenis baru, yaitu Delta Plus AY.4.2.
Apalagi tidak lama lagi akan ada momen libur natal dan tahun baru yang kemungkinan besar akan dimanfaatkan wisatawan lokal dan asing untuk berlibur ke Indonesia khususnya destinasi-destinasi favorit seperti pulau Bali.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan hingga saat ini pemerintah belum menemukan kasus varian Delta Plus AY.4.2 di Indonesia. Meski demikian pemerintah tetap waspada dan terus siaga.
“AY.4.2 belum masuk di Indonesia, yang sekarang terus kami monitor perkembangannya seperti apa,” kata Budi dalam telekonferensi di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ancaman varian Delta Plus jelas di depan mata, pasalnya Indonesia kini tengah membuka pintu wisata bagi wisatawan asing. Terkait dengan varian Delta Plus, ada baiknya pemerintah harus tetap mengantisipasi agar varian baru Covid-19 tidak berkembang di Indonesia.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan mewaspadai pelancong asing ataupun WNA dari negara-negara dengan kasus varian Delta Plus Ay.4.2 terbesar yang akan masuk ke tanah air.
Seperti diketahui, salah satu negara dengan kasus terbesar yakni Inggris. Varian covid-19 Delta Plus AY.4.2 diketahui menjadi biang kerok lonjakan kasus covid-19 di Inggris. Di akhir Oktober 2021 kemarin, kasus harian di Inggris bahkan mencetak rekor tertinggi sejak pertengahan Juli 2021, tembus hingga 49.156 kasus berdasarkan laporan Reuters.
Selain itu, Berdasarkan laporan epidemiologi mingguan WHO, varian Delta Plus telah terdeteksi di 42 negara. Selain Inggris, beberapa negara yang terjangkit varian tersebut seperti India, Israel, Amerika Serikat, Rusia, dan Singapura.
"Saat ini, strain (Delta Plus) telah ditemukan di beberapa negara lain, tetapi tidak menjadi dominan," ucap ahli biologi molekuler dan sel dari Universitas Oxford, Roselyn Lemus Martin.
Varian Delta Plus AY.4.2 diklaim lebih ganas
Varian baru Delta Plus AY.4.2 ini diklaim lebih cepat dan lebih masif penularannya dibandingkan Delta.
"Varian Delta Plus AY.4.2 menularnya lebih besar dari Varian Delta," kata Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane di Jakarta, Selasa, 2 November 2021.
Varian ini juga lebih berbahaya dibandingkan Varian Mu yang masuk kategori variant of interest. Pasalnya varian Delta AY.4.2 merupakan kategori variant of concern seperti Varian Delta yang menyebabkan lonjakan kasus covid-19 gelombang kedua pada Juli dan Agustus 2021.
Jakarta: Pemerintah diminta untuk mewaspadai masuknya mutasi varian virus SARS CoV-2
jenis baru, yaitu
Delta Plus AY.4.2.
Apalagi tidak lama lagi akan ada momen libur natal dan tahun baru yang kemungkinan besar akan dimanfaatkan wisatawan lokal dan asing untuk berlibur ke Indonesia khususnya destinasi-destinasi favorit seperti pulau Bali.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan hingga saat ini pemerintah belum menemukan kasus varian Delta Plus AY.4.2 di Indonesia. Meski demikian pemerintah tetap waspada dan terus siaga.
“AY.4.2 belum masuk di Indonesia, yang sekarang terus kami monitor perkembangannya seperti apa,” kata Budi dalam telekonferensi di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ancaman varian
Delta Plus jelas di depan mata, pasalnya Indonesia kini tengah membuka pintu wisata bagi wisatawan asing. Terkait dengan varian Delta Plus, ada baiknya pemerintah harus tetap mengantisipasi agar varian baru Covid-19 tidak berkembang di Indonesia.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan mewaspadai pelancong asing ataupun WNA dari negara-negara dengan kasus varian Delta Plus Ay.4.2 terbesar yang akan masuk ke tanah air.
Seperti diketahui, salah satu negara dengan kasus terbesar yakni Inggris. Varian covid-19 Delta Plus AY.4.2 diketahui menjadi biang kerok lonjakan kasus covid-19 di Inggris. Di akhir Oktober 2021 kemarin, kasus harian di Inggris bahkan mencetak rekor tertinggi sejak pertengahan Juli 2021, tembus hingga 49.156 kasus berdasarkan laporan
Reuters.
Selain itu, Berdasarkan laporan epidemiologi mingguan WHO, varian Delta Plus telah terdeteksi di 42 negara. Selain Inggris, beberapa negara yang terjangkit varian tersebut seperti India, Israel, Amerika Serikat, Rusia, dan Singapura.
"Saat ini, strain (Delta Plus) telah ditemukan di beberapa negara lain, tetapi tidak menjadi dominan," ucap ahli biologi molekuler dan sel dari Universitas Oxford, Roselyn Lemus Martin.