Jakarta: Emigrasi warga negara Indonesia (WNI) ke Singapura menjadi tren. Mereka memilih meninggalkan Indonesia dan menetap di Singapura hingga waktu yang tidak bisa dipastikan.
Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Silmy Karim, menyesalkan fenomena ini. Silmy bahkan menyatakan tren ini meningkat sejak 2019.
"Kalau dari sisi jumlah tentunya ini kecil," kata Silmy dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Kamis, 13 Juli 2023.
Dari data yang dihimpun Kemenkumham, tren emigrasi WNI ke Singapura selalu meningkat. Mulai dari 2019 tercatat 940 orang, 811 orang pada 2020, 1070 orang pada 2021, dan 1091 orang pada 2022.
Meski jumlah mereka relatif kecil jika dibandingkan dengan total populasi Indonesia, namun mereka dinilai sebagai SDM unggul dan berusia produktif.
"Dari sisi (kualitas) kalau kita lihat ini adalah SDM unggul," ujar Silmy.
Silmi mengakui bahwa alasan emigrasi WNI ke Singapura bersifat private, seperti mencari kehidupan yang lebih baik atau hal-hal lain yang di luar jangkauan pemerintah.
Namun, lanjut Silmi, Indonesia berharap WNI tersebut kembali ke Indonesia. Sebab, Indonesia membutuhkan keunggulan mereka di bidangnya masing-masing.
"Ini adalah satu alarm untuk kita semua menyikapi, kok lebih tertarik menjadi warga negara asing dibandingkan menjadi warga negara Indonesia," ujarnya.
Silmi menambahkan Indonesia membutuhkan SDM unggul di berbagai bidang. Ia berharap agar pemerintah dan masyarakat bisa bersinergi untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi SDM unggul Indonesia.
"Kita membutuhkan SDM unggul itu ketika misalnya dalam konteks teknologi, finansial, digitalisasi dan teknologi-teknologi terkini yang diperlukan suatu negara. Jangan sampai kemudian kita malah kesulitan untuk mendapatkan para ahli di beberapa bidang industrialisasi dan lain sebagainya," pungkasnya.
Jakarta: Emigrasi warga negara Indonesia (WNI) ke
Singapura menjadi tren. Mereka memilih meninggalkan Indonesia dan menetap di Singapura hingga waktu yang tidak bisa dipastikan.
Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Silmy Karim, menyesalkan fenomena ini. Silmy bahkan menyatakan tren ini meningkat sejak 2019.
"Kalau dari sisi jumlah tentunya ini kecil," kata Silmy dalam tayangan
Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Kamis, 13 Juli 2023.
Dari data yang dihimpun Kemenkumham, tren emigrasi WNI ke
Singapura selalu meningkat. Mulai dari 2019 tercatat 940 orang, 811 orang pada 2020, 1070 orang pada 2021, dan 1091 orang pada 2022.
Meski jumlah mereka relatif kecil jika dibandingkan dengan total populasi Indonesia, namun mereka dinilai sebagai SDM unggul dan berusia produktif.
"Dari sisi (kualitas) kalau kita lihat ini adalah SDM unggul," ujar Silmy.
Silmi mengakui bahwa alasan emigrasi WNI ke Singapura bersifat private, seperti mencari kehidupan yang lebih baik atau hal-hal lain yang di luar jangkauan pemerintah.
Namun, lanjut Silmi, Indonesia berharap WNI tersebut kembali ke Indonesia. Sebab, Indonesia membutuhkan keunggulan mereka di bidangnya masing-masing.
"Ini adalah satu alarm untuk kita semua menyikapi, kok lebih tertarik menjadi warga negara asing dibandingkan menjadi warga negara Indonesia," ujarnya.
Silmi menambahkan Indonesia membutuhkan SDM unggul di berbagai bidang. Ia berharap agar pemerintah dan masyarakat bisa bersinergi untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi SDM unggul Indonesia.
"Kita membutuhkan SDM unggul itu ketika misalnya dalam konteks teknologi, finansial, digitalisasi dan teknologi-teknologi terkini yang diperlukan suatu negara. Jangan sampai kemudian kita malah kesulitan untuk mendapatkan para ahli di beberapa bidang industrialisasi dan lain sebagainya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)