Jakarta: Polri menyebut buronan yang paling dicari di Thailand, Chaowalit Thongduang, sudah berada di Indonesia sejak akhir 2023. Namun, belum diketahui pasti jalur masuk Chaowalit.
"Akhir tahun lalu masuknya ke Indonesia," kata Kabagjatinter Sekretariat NCB Divhubinter Polri Kombes Audie Latuheru, saat dikonfirmasi, Sabtu, 1 Juni 2024.
Audie mengatakan Chaowalit terdeteksi beberapa kali berpindah kota, seperti Aceh, Bali, dan Medan. Polisi masih mendalami tujuan Chaowalit datang ke Aceh. Dugaan sementara dalam kepentingan membuat KTP palsu.
Chaowalit juga menghabiskan hari-harinya dengan berjalan-jalan. Bahkan, dia pernah punya kekasih seorang WNI saat berada di Medan.
"Selama di Indonesia dia pacaran, jalan-jalan," ungkap dia.
Tim gabungan dari Bareskrim Polri, Divhubinter Polri, Polda Sumatra Utara (Sumut), dan Polda Bali, masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap Chaowalit. Dia segera dideportasi ke Thailand.
Komunikasi Pakai Google Translate
Audie mengatakan Chaowalit rupanya tak bisa berbahasa Indonesia. Selama pelariannya, dia menggunakan Google Translate untuk berkomunikasi.
"Dia bahasa Inggris enggak bisa, bahasa Indonesia enggak bisa. Jadi dia selama ini ngomongnya pakai bantuan Google Translate Voice," beber Audie.
Selama pelarian di Indonesia, Chaowalit dibantu dua warga negara Indonesia. Kedua WNI itu telah ditangkap Polda Sumut.
Audie menjelaskan, kedua WNI itu membantu Chaowalit mendapatkan KTP palsu dengan nama samaran Sulaiman. Mereka juga diduga mengajarkan bahasa Indonesia kepada Chaowalit.
"Dia kan nggak bisa bahasa, dia sedang belajar bahasa. Mungkin juga dua orang yang ditangkap itu di antaranya ngajarin dia bahasa mungkin ya," ujar Audie.
Kasus yang menjadikan Chaowalit sebagai buronan belum dibeberkan. Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada akan menyampaikan bersama otoritas Thailand pada Minggu, 2 Juni 2024.
Jakarta:
Polri menyebut
buronan yang paling dicari di
Thailand, Chaowalit Thongduang, sudah berada di Indonesia sejak akhir 2023. Namun, belum diketahui pasti jalur masuk Chaowalit.
"Akhir tahun lalu masuknya ke Indonesia," kata Kabagjatinter Sekretariat NCB Divhubinter Polri Kombes Audie Latuheru, saat dikonfirmasi, Sabtu, 1 Juni 2024.
Audie mengatakan Chaowalit terdeteksi beberapa kali berpindah kota, seperti Aceh, Bali, dan Medan. Polisi masih mendalami tujuan Chaowalit datang ke Aceh. Dugaan sementara dalam kepentingan membuat KTP palsu.
Chaowalit juga menghabiskan hari-harinya dengan berjalan-jalan. Bahkan, dia pernah punya kekasih seorang WNI saat berada di Medan.
"Selama di Indonesia dia pacaran, jalan-jalan," ungkap dia.
Tim gabungan dari Bareskrim Polri, Divhubinter Polri, Polda Sumatra Utara (Sumut), dan Polda Bali, masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap Chaowalit. Dia segera dideportasi ke Thailand.
Komunikasi Pakai Google Translate
Audie mengatakan Chaowalit rupanya tak bisa berbahasa Indonesia. Selama pelariannya, dia menggunakan
Google Translate untuk berkomunikasi.
"Dia bahasa Inggris enggak bisa, bahasa Indonesia enggak bisa. Jadi dia selama ini ngomongnya pakai bantuan
Google Translate Voice," beber Audie.
Selama pelarian di Indonesia, Chaowalit dibantu dua warga negara Indonesia. Kedua WNI itu telah ditangkap Polda Sumut.
Audie menjelaskan, kedua WNI itu membantu Chaowalit mendapatkan KTP palsu dengan nama samaran Sulaiman. Mereka juga diduga mengajarkan bahasa Indonesia kepada Chaowalit.
"Dia kan nggak bisa bahasa, dia sedang belajar bahasa. Mungkin juga dua orang yang ditangkap itu di antaranya
ngajarin dia bahasa mungkin ya," ujar Audie.
Kasus yang menjadikan Chaowalit sebagai buronan belum dibeberkan. Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada akan menyampaikan bersama otoritas Thailand pada Minggu, 2 Juni 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)