Jakarta: Sekretaris Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Ilham Bintang, menyebut pandemi virus korona (covid-19) sebagai momentum penting bagi media. Kondisi ini mengembalikan media ke fitrah sesuai amanat konstitusi, yakni berada di dekat rakyat.
"Sejauh yang saya pantau, hampir semua wartawan menjalankan prinsip jurnalisme yaitu mengutamakan keselamatan dan kesehatan masyarakat dibanding yang lain," ujar dia dalam webinar Dewan Pers, Jumat, 2 Oktober 2020.
Menurut Ilham, hal tersebut butuh upaya keras. Karena wartawan menghadapi tiga hambatan pada saat bersamaan. Pertama, virus covid-19 yang tergolong baru dan tak ada rekam jejak tentang bagaimana menghadapinya.
Baca: Media Diminta Ingatkan Masyarakat Terkait Protokol Kesehatan
Kedua, masyarakat yang tak peduli atau terpaksa berkegiatan karena kebutuhan rumah tangga. Ketiga, buzzer yang bergerak di media sosial. Pendengung bisa mengganggu kerja pers yang menginformasikan berita benar.
"Buzzer, entah yang bekerja sama pemerintah atau tidak, bahkan sampai melakukan doxing pada pers," kata dia.
Meski demikian, Ilham melihat pers di Indonesia kompak dalam mengawal momentum ini dengan terus memberitakan tentang covid-19. Media juga tetap menyuarakan harapan pada publik.
"Isinya, baik membuat rakyat takut atau sebaliknya, itulah kontribusi pers ketika menjalankan amanahnya," tutup dia.
Jakarta: Sekretaris Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Ilham Bintang, menyebut pandemi virus
korona (covid-19) sebagai momentum penting bagi media. Kondisi ini mengembalikan media ke fitrah sesuai amanat konstitusi, yakni berada di dekat rakyat.
"Sejauh yang saya pantau, hampir semua wartawan menjalankan prinsip
jurnalisme yaitu mengutamakan keselamatan dan kesehatan masyarakat dibanding yang lain," ujar dia dalam webinar Dewan Pers, Jumat, 2 Oktober 2020.
Menurut Ilham, hal tersebut butuh upaya keras. Karena wartawan menghadapi tiga hambatan pada saat bersamaan. Pertama, virus
covid-19 yang tergolong baru dan tak ada rekam jejak tentang bagaimana menghadapinya.
Baca: Media Diminta Ingatkan Masyarakat Terkait Protokol Kesehatan
Kedua, masyarakat yang tak peduli atau terpaksa berkegiatan karena kebutuhan rumah tangga. Ketiga,
buzzer yang bergerak di media sosial. Pendengung bisa mengganggu kerja pers yang menginformasikan berita benar.
"
Buzzer, entah yang bekerja sama pemerintah atau tidak, bahkan sampai melakukan doxing pada pers," kata dia.
Meski demikian, Ilham melihat pers di Indonesia kompak dalam mengawal momentum ini dengan terus memberitakan tentang covid-19. Media juga tetap menyuarakan harapan pada publik.
"Isinya, baik membuat rakyat takut atau sebaliknya, itulah kontribusi pers ketika menjalankan amanahnya," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)