Jakarta: Kementerian Agama (Kemenag) bakal memperketat skrining kesehatan calon jemaah haji (calhaj), terutama kelompok lanjut usia (lansia) pada penyelenggaraan Haji 2024. Hal itu dilakukan karena kuota pendamping jemaah lansia dihapus.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Quomas menyampaikan pemerintah ingin skrining kesehatan dilakukan di awal. Jika dinyatakan sehat, calhaj baru bisa melunasi biaya perjalanan haji.
Tahapan tersebut sangat berbeda dengan proses pemberangkatan haji sebelumnya. Di mana, pemeriksaan kesehatan dilakukan setelah pelunasan.
"Sehingga mau enggak mau kan sudah lunas jadi harus diberangkatkan. Kita ingin ke depan mudah-mudahan bisa kita buat aturannya, istithaah kesehatan dulu baru kemudian melakukan pelunasan," kata Yaqut saat dikutip dari Media Indonesia, Jumat, 7 Juli 2023.
Eks Wakil Ketua Komisi II itu menyampaikan wacana pendahuluan skrining kesehatan itu sudah disampaikan ke Komisi VIII DPR. Agar faktor kesehatan dijadikan syarat bisa berangkat berhaji, bukan sekadar memenuhi syarat mampu secara finansial.
Menurut dia, wacana tersebut bukan berarti akan mengeliminasi para calhaj lansia. Dia meyakini banyak jemaah berumur tergolong sehat dan bugar dan dianggap mampu berhaji.
Selain itu, dia menyampaikan implementasi tersebut tak mudah. Dibutuhkan waktu lebih panjang untuk persiapan keberangkatan jemaah haji.
Dalam penyelenggaraan haji tahun ini, Indonesia memberangkatkan 209.782 jemaah haji reguler ke Tanah Suci.
Ada 61.536 jemaah masuk kategori lansia, terbanyak dari Embarkasi Solo dengan 11.800 orang, disusul Embarkasi Surabaya 10.158 jemaah, Jakarta-Bekasi 8.036 jemaah, dan Jakarta-Pondok Gede 7.139 jemaah.
Selain itu, tercatat ada 5.791 jemaah disabilitas yang terdiri atas 3.659 perempuan dan 2.132 laki-laki. Mayoritas jemaah disabilitas berangkat dari Embarkasi Surabaya 811 jemaah, Solo 771 jemaah, Jakarta-Pondok Gede 489 jemaah, Makassar 489 jemaah, dan Batam 268 jemaah.
Jakarta: Kementerian Agama (
Kemenag) bakal memperketat skrining kesehatan calon jemaah haji (calhaj), terutama kelompok lanjut usia (lansia) pada penyelenggaraan Haji 2024. Hal itu dilakukan karena kuota pendamping jemaah lansia dihapus.
Menteri Agama (Menag)
Yaqut Cholil Quomas menyampaikan pemerintah ingin skrining kesehatan dilakukan di awal. Jika dinyatakan sehat, calhaj baru bisa melunasi biaya perjalanan haji.
Tahapan tersebut sangat berbeda dengan proses pemberangkatan
haji sebelumnya. Di mana, pemeriksaan kesehatan dilakukan setelah pelunasan.
"Sehingga mau enggak mau kan sudah lunas jadi harus diberangkatkan. Kita ingin ke depan mudah-mudahan bisa kita buat aturannya, istithaah kesehatan dulu baru kemudian melakukan pelunasan," kata Yaqut saat dikutip dari
Media Indonesia, Jumat, 7 Juli 2023.
Eks Wakil Ketua Komisi II itu menyampaikan wacana pendahuluan skrining kesehatan itu sudah disampaikan ke Komisi VIII
DPR. Agar faktor kesehatan dijadikan syarat bisa berangkat berhaji, bukan sekadar memenuhi syarat mampu secara finansial.
Menurut dia, wacana tersebut bukan berarti akan mengeliminasi para calhaj lansia. Dia meyakini banyak jemaah berumur tergolong sehat dan bugar dan dianggap mampu berhaji.
Selain itu, dia menyampaikan implementasi tersebut tak mudah. Dibutuhkan waktu lebih panjang untuk persiapan keberangkatan jemaah haji.
Dalam penyelenggaraan haji tahun ini, Indonesia memberangkatkan 209.782 jemaah haji reguler ke Tanah Suci.
Ada 61.536 jemaah masuk kategori lansia, terbanyak dari Embarkasi Solo dengan 11.800 orang, disusul Embarkasi Surabaya 10.158 jemaah, Jakarta-Bekasi 8.036 jemaah, dan Jakarta-Pondok Gede 7.139 jemaah.
Selain itu, tercatat ada 5.791 jemaah disabilitas yang terdiri atas 3.659 perempuan dan 2.132 laki-laki. Mayoritas jemaah disabilitas berangkat dari Embarkasi Surabaya 811 jemaah, Solo 771 jemaah, Jakarta-Pondok Gede 489 jemaah, Makassar 489 jemaah, dan Batam 268 jemaah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)