Peluncuran Gerakan Hari Kompos, Minggu, 26 Februari 2023. Foto: Dok KLHK
Peluncuran Gerakan Hari Kompos, Minggu, 26 Februari 2023. Foto: Dok KLHK

Kompos, Paradigma Baru Penanganan Sampah

Antara • 26 Februari 2023 20:45
Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan kegiatan pembuatan kompos merupakan paradigma baru dalam penanganan sampah di Indonesia. Kompos adalah cara mengolah sampah organik menjadi lebih bermanfaat.
 
"Membuat kompos dari sampah organik merupakan salah satu aktualisasi paradigma baru dalam pendekatan penanganan sampah, yaitu membuat sampah menjadi berkah," kata Siti saat meluncurkan Gerakan Hari Kompos yang digelar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu, 26 Februari 2023.
 
Siti menyampaikan bahwa kegiatan mengolah sampah organik menjadi kompos bisa menjadikan sampah sebagai bahan bernilai ekonomi. Baik itu secara langsung maupun tidak langsung. 
 
Hal ini disebut sebagai bagian dari pendekatan ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular tersebut tidak hanya meliputi konteks pengelolaan sampah, melainkan juga konteks efisiensi sumber daya dan perhatian terhadap rantai nilai.
 

Sampah organik mendominasi

Pada 2022, jumlah timbulan sampah di Indonesia mencapai 68 juta ton per tahun. Komposisi terbesar adalah sampah organik sisa makanan yang mencapai 41,27 persen dan sekitar 38,20 persen timbulan sampah itu bersumber dari rumah tangga.  

Volume sampah organik yang sangat banyak itu telah menimbulkan masalah bagi Indonesia. Mulai dari lingkungan, kesehatan, hingga berkontribusi terhadap perubahan iklim.
 
Sampah organik yang menumpuk bisa menghasilkan gas metana yang memiliki efek lebih besar terhadap kerusakan lapisan Ozon dibandingkan karbon dioksida. Oleh karena itu, aktivitas membuat kompos dengan memanfaatkan sampah organik punya peran yang strategis dalam memitigasi perubahan iklim.
 
"Penimbunan sampah di TPA terutama jika dikelola secara open dumping dapat menimbulkan permasalahan lingkungan, kesehatan, dan memberi kontribusi besar dalam emisi gas rumah kaca yang dapat memberikan efek global perubahan iklim," kata Siti.
 
Baca: Targetkan Nol Sampah 2030, Gerakan Kompos Satu Negeri Dicanangkan
 
Langkah paling sederhana mengolah sampah organik menjadi kompos adalah menempatkan sisa-sisa makanan langsung ke dalam lubang-lubang biopori. Membiarkan mikroorganisme tanah yang bekerja melakukan proses pelapukan serta pembusukan secara alamiah.
 
Selain itu, kompos juga bisa dibuat dengan menempatkan sampah organik ke dalam tong komposter dan menyiramnya dengan cairan EM4 untuk mempercepat proses pembuatan kompos.
 

Keajaiban kompos

Lebih lanjut Siti menuturkan apabila seluruh masyarakat Indonesia melakukan pengomposan sampah organik sisa makanan setiap tahun secara mandiri, maka sebanyak 10,92 juta ton sampah organik tidak akan lagi dibuang ke TPA.
 
Kegiatan pengolahan sampah organik sebanyak itu bisa menurunkan emisi gas rumah kaca dari sektor sampah sebesar 6,8 juta ton setara karbon dioksida per tahun.
 
"Saya berharap seluruh masyarakat Indonesia dapat memilah dan mengolah sampah organik yang berasal dari rumah tangga secara mandiri," pesan Menteri Siti.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan