Jakarta: Indonesia menyuarakan perdamaian di ajang High Level Meeting on Global Peace di Markas Besar PBB di New York, Senin, 24 September 2018. Delegasi Republik Indonesia terdiri atas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Pada kesempatan tersebut, Puan mengatakan perdamaian perlu dimaknai sebagai kesejahteraan bersama bagi masyarakat dunia. Menurutnya, perdamaian tidak hanya terkait di bidang resolusi konflik atau pelucutan senjata.
"Namun juga di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, seperti perlindungan hak asasi manusia, jaminan kesehatan universal, kesetaraan gender dan hak anak-anak, dan kelompok rentan lainnya, serta peningkatan masyarakat miskin dan terbelakang," kata Puan dalam keterangan tertulis, Selasa, 25 September 2018.
Khusus bidangya, politikus PDI Perjuangan itu fokus terhadap bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Terutama penyebaran penyakit tidak menular dan Eliminasi TB.
"Saat ini, semua negara di dunia memiliki kekhawatiran yang sama terkait semakin meluasnya penyakit tidak menular dan TB ini. Kedua hal ini bukan hanya permasalahan di negara berkembang tetapi juga di negara maju," ucapnya.
Menko PMK menekankan, diperlukan suatu komitmen kuat dari seluruh negara menghadapi ancaman penyakit tersebut. Salah satunya, mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs). "Khususnya terkait penurunan penyakit tidak menular dan Eliminasi TB," ujar dia.
Seperti diketahui, High Level Meeting on Global Peace atau Nelson Mandela Peace Summit merupakan pertemuan pleno tingkat tinggi tentang perdamaian global. Pertemuan itu dilakukan dalam rangka memperingati seratus tahun kelahiran Nelson Mandela. Dunia mengapresiasi atas sifat Mandela yang rendah hati, pemaaf, penuh kasih sayang dan dedikasinya untuk kemanusiaan.
Acara ini dihadiri oleh kepala negara/pemerintah negara anggota, pengamat, organisasi non pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil yang berafiliasi dengan PBB, lembaga akademis, dan lainnya.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku Kepala Delegasi Republik Indonesia menyampaikan, Indonesia berkomitmen mendukung perdamaian dunia bersama negara anggota PBB lainnya.
"Salah satu kepentingan Indonesia menghadiri pertemuan ini yaitu membagi pengalaman terkait penyelesaian konflik di Indonesia, seperti di Aceh dan Timor Leste," kata Kalla.
Jakarta: Indonesia menyuarakan perdamaian di ajang High Level Meeting on Global Peace di Markas Besar PBB di New York, Senin, 24 September 2018. Delegasi Republik Indonesia terdiri atas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Pada kesempatan tersebut, Puan mengatakan perdamaian perlu dimaknai sebagai kesejahteraan bersama bagi masyarakat dunia. Menurutnya, perdamaian tidak hanya terkait di bidang resolusi konflik atau pelucutan senjata.
"Namun juga di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, seperti perlindungan hak asasi manusia, jaminan kesehatan universal, kesetaraan gender dan hak anak-anak, dan kelompok rentan lainnya, serta peningkatan masyarakat miskin dan terbelakang," kata Puan dalam keterangan tertulis, Selasa, 25 September 2018.
Khusus bidangya, politikus PDI Perjuangan itu fokus terhadap bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Terutama penyebaran penyakit tidak menular dan Eliminasi TB.
"Saat ini, semua negara di dunia memiliki kekhawatiran yang sama terkait semakin meluasnya penyakit tidak menular dan TB ini. Kedua hal ini bukan hanya permasalahan di negara berkembang tetapi juga di negara maju," ucapnya.
Menko PMK menekankan, diperlukan suatu komitmen kuat dari seluruh negara menghadapi ancaman penyakit tersebut. Salah satunya, mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs). "Khususnya terkait penurunan penyakit tidak menular dan Eliminasi TB," ujar dia.
Seperti diketahui, High Level Meeting on Global Peace atau Nelson Mandela Peace Summit merupakan pertemuan pleno tingkat tinggi tentang perdamaian global. Pertemuan itu dilakukan dalam rangka memperingati seratus tahun kelahiran Nelson Mandela. Dunia mengapresiasi atas sifat Mandela yang rendah hati, pemaaf, penuh kasih sayang dan dedikasinya untuk kemanusiaan.
Acara ini dihadiri oleh kepala negara/pemerintah negara anggota, pengamat, organisasi non pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil yang berafiliasi dengan PBB, lembaga akademis, dan lainnya.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku Kepala Delegasi Republik Indonesia menyampaikan, Indonesia berkomitmen mendukung perdamaian dunia bersama negara anggota PBB lainnya.
"Salah satu kepentingan Indonesia menghadiri pertemuan ini yaitu membagi pengalaman terkait penyelesaian konflik di Indonesia, seperti di Aceh dan Timor Leste," kata Kalla.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)