Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyebut pemerintah telah mengalokasikan ratusan triliun dalam mengentaskan kemisikinan. Anggaran tersebut mayoritas digunakan untuk program bantuan sosial (bansos).
"Anggaran yang sudah dialokasikan kepada kementerian lembaga maupun juga APBD dan sebagainya, sebetulnya secara keseluruhan itu sudah lebih dari Rp450 triliun itu yang pernah coba dihitung oleh TNP2K," ujar Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan/Sekretaris Eksekutif TNP2K, Suprayoga Hadi dalam seminar bertajuk Mengawal Program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2024, di auditorium Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Oktober 2022.
Secara khusus untuk penanganan kemiskinan ekstrem, pihaknya telah mengidentifikasi besaran anggaran yang telah disesuaikan dengan beberapa program. Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci besar anggaran tersebut.
Yoga memastikan pihaknya menerapkan prinsip monitoring dan evaluasi dalam menangani kemisikinan ekstrem. Sehingga setiap program yang dilakukan sesuai dengan rencana.
"Kita untuk melakukan refocusing melakukan juga reprogramming melakukannya realokasi dan sebagainya diupayakan untuk bagaiman kita bisa memfokuskan pada upaya penghapusan kemiskinan ekstrem ini di dalam konteks dua tahun kedepan ini," jelas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis kemiskinan ekstrem bisa diturunkan hingga 0 persen pada 2024. Keyakinan itu berdasarkan sumber daya yang dimiliki saat ini.
Jokowi meyakini tak ada kendala yang menghambat penghapusan kemiskinan ekstrem. "Data sudah jelas ada. Data di daerah-daerah ada semua. Sasaran juga jelas by name by address," ujar Jokowi di JCC, Jakarta, Kamis, 29 September 2022.
Pemerintah mencatat pada Maret 2022, tingkat kemiskinan berada di level 9,54 persen atau 26,16 juta jiwa. Angka tersebut turun dari Maret 2021 yang kala itu sebesar 10,14 persen atau 27,54 juta jiwa.
Adapun, tingkat Kemiskinan ekstrem juga ikut turun dari 2,14 persen atau 5,8 juta jiwa di Maret 2021 menjadi 2,04 persen atau 5,59 juta jiwa di Maret 2022.
Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyebut pemerintah telah mengalokasikan ratusan triliun dalam mengentaskan
kemisikinan. Anggaran tersebut mayoritas digunakan untuk program bantuan sosial (
bansos).
"Anggaran yang sudah dialokasikan kepada kementerian lembaga maupun juga APBD dan sebagainya, sebetulnya secara keseluruhan itu sudah lebih dari Rp450 triliun itu yang pernah coba dihitung oleh TNP2K," ujar Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan/Sekretaris Eksekutif TNP2K, Suprayoga Hadi dalam seminar bertajuk Mengawal Program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2024, di auditorium Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Oktober 2022.
Secara khusus untuk penanganan
kemiskinan ekstrem, pihaknya telah mengidentifikasi besaran anggaran yang telah disesuaikan dengan beberapa program. Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci besar anggaran tersebut.
Yoga memastikan pihaknya menerapkan prinsip
monitoring dan evaluasi dalam menangani kemisikinan ekstrem. Sehingga setiap program yang dilakukan sesuai dengan rencana.
"Kita untuk melakukan
refocusing melakukan juga
reprogramming melakukannya realokasi dan sebagainya diupayakan untuk bagaiman kita bisa memfokuskan pada upaya penghapusan kemiskinan ekstrem ini di dalam konteks dua tahun kedepan ini," jelas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis kemiskinan ekstrem bisa diturunkan hingga 0 persen pada 2024. Keyakinan itu berdasarkan sumber daya yang dimiliki saat ini.
Jokowi meyakini tak ada kendala yang menghambat penghapusan kemiskinan ekstrem. "Data sudah jelas ada. Data di daerah-daerah ada semua. Sasaran juga jelas
by name by address," ujar Jokowi di JCC, Jakarta, Kamis, 29 September 2022.
Pemerintah mencatat pada Maret 2022, tingkat kemiskinan berada di level 9,54 persen atau 26,16 juta jiwa. Angka tersebut turun dari Maret 2021 yang kala itu sebesar 10,14 persen atau 27,54 juta jiwa.
Adapun, tingkat Kemiskinan ekstrem juga ikut turun dari 2,14 persen atau 5,8 juta jiwa di Maret 2021 menjadi 2,04 persen atau 5,59 juta jiwa di Maret 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)