Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memaparkan dugaan biang penyakit hepatitis akut pada anak. Hal itu berdasarkan penelitian hipotesis penyebab oleh negara-negara yang melaporkan penyakit tersebut.
“Ada lima atau enam kemungkinan,” kata juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 24 Mei 2022.
Dugaan penyebab hepatitis akut
Adenovirus biasa
Adenovirus varian baru
Sindrom post-infensi SARS-CoV-2
Paparan obat, lingkungan, atau toksin
Patogen baru baik itu tunggal atau ko-infeksi
Disebabkan varian baru SARS-CoV-2.
Syahril mengatakan kemungkinan pertama, yakni adenovirus biasa. Dugaan kedua ialah adenovirus varian baru.
Baca: Catat! Ini 19 RS Rujukan Kasus Hepatitis Akut
“Ketiga, ada juga yang mengaitkan dengan sindrom post-infeksi SARS-CoV-2,” ujar Syahril.
Dugaan keempat, yakni paparan obat, lingkungan, atau toksin. Kemungkinan kelima ialah adanya patogen baru baik itu tunggal atau ko-infeksi.
“Hipotesis penyebab lainnya karena disebabkan varian baru SARS-CoV-2,” papar Syahril.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memaparkan dugaan biang penyakit
hepatitis akut pada
anak. Hal itu berdasarkan penelitian hipotesis penyebab oleh negara-negara yang melaporkan penyakit tersebut.
“Ada lima atau enam kemungkinan,” kata juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 24 Mei 2022.
Dugaan penyebab hepatitis akut
- Adenovirus biasa
- Adenovirus varian baru
- Sindrom post-infensi SARS-CoV-2
- Paparan obat, lingkungan, atau toksin
- Patogen baru baik itu tunggal atau ko-infeksi
- Disebabkan varian baru SARS-CoV-2.
Syahril mengatakan kemungkinan pertama, yakni
adenovirus biasa. Dugaan kedua ialah adenovirus varian baru.
Baca:
Catat! Ini 19 RS Rujukan Kasus Hepatitis Akut
“Ketiga, ada juga yang mengaitkan dengan sindrom post-infeksi SARS-CoV-2,” ujar Syahril.
Dugaan keempat, yakni paparan obat, lingkungan, atau toksin. Kemungkinan kelima ialah adanya patogen baru baik itu tunggal atau ko-infeksi.
“Hipotesis penyebab lainnya karena disebabkan varian baru SARS-CoV-2,” papar Syahril.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)