imigran Afganistan yang menggelandang di trotoar Kalideres, Jakarta Barat--Medcom.id/Dian Ihsan Siregar.
imigran Afganistan yang menggelandang di trotoar Kalideres, Jakarta Barat--Medcom.id/Dian Ihsan Siregar.

783 Orang Imigran Bertahan di Kalideres

Dian Ihsan Siregar • 17 Maret 2018 12:50
Jakarta: Jumlah imigran Afganistan, Sudan dan Somalia yang menggelandang di trotoar Kalideres, Jakarta Barat mencapai 283 orang. Sedangkan yang ada di dalam Rumah Detensi Imigrasi Kalideres, Jakarta Barat sebanyak 500 orang.
 
"Total yang Afghanistan di lokasi pertama ada 119 orang dan lokasi kedua 45 orang. Jadi yang Afghanistan ada 164 orang. Sedangkan yang kulit hitam berjumlah 119 orang," kata Koordinator Lapangan Komunitas Selaras dan Peduli Kasih (Selasih), Muhammad Zulkarnain kepada Medcom.id, saat ditemui di depan Kantor Rumah Detensi Imigrasi Jakarta, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu, 17 Maret 2018.
 
Semua yang berada di trotoar maupun‎ di dalam Rudenim, merupakan kloter kelima dan keenam. Mereka yang datang memiliki surat UNHCR, artinya mereka mendapatkan perlindungan dari Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca: Imigran di Trotoar Kalideres Kini Ratusan
 
Lanjut dia, kebanyakan mereka yang datang untuk meminta perlindungan. Sebab, mereka datang ‎dari negara yang penuh konflik.
 
"Makanya, karena mereka enggak terjamin di negeri sendiri, untuk itu dia minta perlindungan ke Indonesia. Banyak konflik perang di negara mereka masing-masing," tutur dia.
 

 
‎Keadaan imigran yang ada di dalam rumah detensi, sangat menyedihkan. Karena, ruangan atau tempat yang ada di dalam sangat sempit, sehingga tidak mampu menampung semua imigran, baik Afghanistan , Sudan dan Somalia.
 
"Bayangkan saja, di dalam itu sudah over load, kapasitas 150 orang, tapi ada 500 orang yang di dalam. Yang lain juga sudah banyak keluar dan dikirim ke tempat yang lebih baik," jelas dia.
 
Dia menambahkan, bagi mereka yang sudah berada di dalam Rudenim, dapat dipastikan tinggal menunggu antrean untuk mendapatkan tempat yang lebih layak. 
 
"Ada kerjasama, antara imigrasi, pemerintah dan PBB, mereka dikirimkan ke hotel atau tempat lebih layak untuk ditinggalkan," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan