Jakarta: Warga yang terdeteksi positif covid-19 melalui penggunaan alat Gajah Mada Electric Nose Covid-19 (GeNose C19) diharuskan tes kembali melalui rapid test polymerase chain reaction (RT-PCR). Alat buatan dalam negeri GeNose C19 ini hanya bersifat sebagai pemindai, bukan diagnosis akhir.
"Kalau hasilnya positif tetap harus dikonfirmasi dengan PCR. Harus diperiksa lagi dengan metode tes lain," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, kepada Medcom.id, Senin, 1 Februari 2021.
Amin menjelaskan GeNose C19 bukan untuk mendeteksi keberadaan virus secara langsung. Alat itu mendeteksi reaksi tubuh terhadap infeksi oleh covid-19.
"Seringkali dirancukan, dianggap ini adalah diagnosis akhir. Sekali lagi ini hanya untuk screening," tegas dia.
Cara kerja GeNose C19 dengan mendeteksi senyawa volatile organic compound (VOC) dalam napas manusia. Data yang diperoleh dari embusan napas diolah dengan bantuan kecerdasan buatan atau sistem komputer.
Amin menyebut alat tersebut punya sensitivitas tinggi mengenali pendeteksian covid-19. Seseorang yang positif covid-19 dipastikan cepat terdeteksi.
(Baca: GeNose Jadi Pendeteksi Covid-19 di Stasiun, Ini Saran Pakar Kesehatan)
"Memiliki sensitivitas yang tinggi artinya bisa mendeteksi perubahan (infeksi) itu, walaupun perubahan masih kecil, itu bisa dideteksi," ucap Amin.
Dia tak mempermasalahkan pemerintah menerapkan GeNose C19 untuk pendeteksian covid-19 pada penumpang transportasi umum. Amin menyebut semua hal yang dibutuhkan untuk mendeteksi penyebaran virus covid-19 mesti disegerakan.
"Tentu dalam situasi pandemi ini kita kan harus sesegera mungkin menerapkan prosedur yang memang bisa membantu untuk mendeteksi dalam waktu yang sependek mungkin," kata Amin.
GeNose C19 bakal digunakan di dua stasiun, yakni Stasiun Pasar Senen, Jakarta; dan Stasiun Tugu Daerah Istimewa Yogyakarta pada 5 Februari 2021. GeNose C19 sebagai alternatif tes covid-19 untuk melakukan perjalanan.
Selain GeNose C19, penumpang bisa menggunakan surat keterangan bebas covid-19 hasil rapid test antigen atau RT-PCR.
Penggunaan GeNose C19 merupakan salah satu perubahan yang terdapat dalam lima Surat Edaran (SE) Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Perjalanan Orang untuk Moda Transportasi Dalam Negeri dan Internasional. Kelima SE tersebut berisi tentang perpanjangan penerapan protokol kesehatan perjalanan dalam negeri dan internasional mulai 26 Januari-8 Februari 2021.
Jakarta: Warga yang terdeteksi positif
covid-19 melalui penggunaan alat Gajah Mada Electric Nose Covid-19 (
GeNose C19) diharuskan tes kembali melalui
rapid test polymerase chain reaction (RT-PCR). Alat buatan dalam negeri GeNose C19 ini hanya bersifat sebagai pemindai, bukan diagnosis akhir.
"Kalau hasilnya positif tetap harus dikonfirmasi dengan PCR. Harus diperiksa lagi dengan metode tes lain," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, kepada
Medcom.id, Senin, 1 Februari 2021.
Amin menjelaskan GeNose C19 bukan untuk mendeteksi keberadaan virus secara langsung. Alat itu mendeteksi reaksi tubuh terhadap infeksi oleh covid-19.
"Seringkali dirancukan, dianggap ini adalah diagnosis akhir. Sekali lagi ini hanya untuk
screening," tegas dia.
Cara kerja GeNose C19 dengan mendeteksi senyawa
volatile organic compound (VOC) dalam napas manusia. Data yang diperoleh dari embusan napas diolah dengan bantuan kecerdasan buatan atau sistem komputer.
Amin menyebut alat tersebut punya sensitivitas tinggi mengenali pendeteksian covid-19. Seseorang yang positif covid-19 dipastikan cepat terdeteksi.
(Baca:
GeNose Jadi Pendeteksi Covid-19 di Stasiun, Ini Saran Pakar Kesehatan)
"Memiliki sensitivitas yang tinggi artinya bisa mendeteksi perubahan (infeksi) itu, walaupun perubahan masih kecil, itu bisa dideteksi," ucap Amin.
Dia tak mempermasalahkan pemerintah menerapkan GeNose C19 untuk pendeteksian covid-19 pada penumpang transportasi umum. Amin menyebut semua hal yang dibutuhkan untuk mendeteksi penyebaran virus covid-19 mesti disegerakan.
"Tentu dalam situasi pandemi ini kita kan harus sesegera mungkin menerapkan prosedur yang memang bisa membantu untuk mendeteksi dalam waktu yang sependek mungkin," kata Amin.
GeNose C19 bakal digunakan di dua stasiun, yakni Stasiun Pasar Senen, Jakarta; dan Stasiun Tugu Daerah Istimewa Yogyakarta pada 5 Februari 2021. GeNose C19 sebagai alternatif tes covid-19 untuk melakukan perjalanan.
Selain GeNose C19, penumpang bisa menggunakan surat keterangan bebas covid-19 hasil
rapid test antigen atau RT-PCR.
Penggunaan GeNose C19 merupakan salah satu perubahan yang terdapat dalam lima Surat Edaran (SE) Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Perjalanan Orang untuk Moda Transportasi Dalam Negeri dan Internasional. Kelima SE tersebut berisi tentang perpanjangan penerapan protokol kesehatan perjalanan dalam negeri dan internasional mulai 26 Januari-8 Februari 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)