Jakarta: Pencarian korban longsor tambang di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara dihentikan. Tim pencarian dan pertolongan (SAR) berhasil mengevakuasi 45 pekerja tambang yang tertimbun reruntuhan.
Direktur Operasi Badan SAR Nasional Budi Purnama mengatakan penghentian pencarian telah melalui pertimbangan tim teknis perusahaan tambang. Salah satu alasannya adalah adanya indikasi reruntuhan batu lepasan yang terjadi berulang-ulang.
"Sehingga kita sepakat pukul 19.00 WITA hanya bekerja selama tiga jam dan diasesmen apakah operasi masih berlanjut. Setelah tiga jam itu batu-batu lepas terus berjatuhan sehingga (pencarian) kita hentikan," ujarnya dalam Headline News Metro TV, Kamis, 7 Maret 2019.
Budi mengatakan sejak pukul 01.45 WITA hingga pukul 05.00 WITA kondisi mulut goa yang menjadi jalan masuk tim SAR tertimbun reruntuhan. Akibatnya, operasi pencarian disepakati untuk tidak diteruskan.
Baca juga: Tambang Longsor di Bolaang Mongondow Akibat Tiang Penyangga Patah
Proses pencarian yang dimulai sejak 4 Maret hingga hari ini, Tim SAR berhasil mengevakuasi 45 pekerja tambang yang tertimbun reruntuhan. 18 orang dinyatakan selamat dan 27 lainnya meninggal.
"Mudah-mudahan keluarga korban bisa menerima upaya yang kita lakukan bersama seluruh Tim SAR," kata dia.
Budi menambahkan, jumlah korban yang ditemukan sudah sesuai dengan laporan keluarga. Proses pencarian yang telah dilakukan sampai ke dasar goa pun sudah tidak menemukan tanda-tanda kehidupan.
"Sejak pukul 15.00 WITA sampai 19.00 WITA kemarin, tidak ada temuan lagi. Dengan pertimbangan kondisi yang tidak aman bagi Tim SAR gabungan, sejak pagi ini sudah tidak ada pekerjaan kecuali konsolidasi," jelasnya.
Baca juga: Tambang Liar di Bolmong Kembali Makan Korban
Jakarta: Pencarian korban longsor tambang di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara dihentikan. Tim pencarian dan pertolongan (SAR) berhasil mengevakuasi 45 pekerja tambang yang tertimbun reruntuhan.
Direktur Operasi Badan SAR Nasional Budi Purnama mengatakan penghentian pencarian telah melalui pertimbangan tim teknis perusahaan tambang. Salah satu alasannya adalah adanya indikasi reruntuhan batu lepasan yang terjadi berulang-ulang.
"Sehingga kita sepakat pukul 19.00 WITA hanya bekerja selama tiga jam dan diasesmen apakah operasi masih berlanjut. Setelah tiga jam itu batu-batu lepas terus berjatuhan sehingga (pencarian) kita hentikan," ujarnya dalam Headline News Metro TV, Kamis, 7 Maret 2019.
Budi mengatakan sejak pukul 01.45 WITA hingga pukul 05.00 WITA kondisi mulut goa yang menjadi jalan masuk tim SAR tertimbun reruntuhan. Akibatnya, operasi pencarian disepakati untuk tidak diteruskan.
Baca juga:
Tambang Longsor di Bolaang Mongondow Akibat Tiang Penyangga Patah
Proses pencarian yang dimulai sejak 4 Maret hingga hari ini, Tim SAR berhasil mengevakuasi 45 pekerja tambang yang tertimbun reruntuhan. 18 orang dinyatakan selamat dan 27 lainnya meninggal.
"Mudah-mudahan keluarga korban bisa menerima upaya yang kita lakukan bersama seluruh Tim SAR," kata dia.
Budi menambahkan, jumlah korban yang ditemukan sudah sesuai dengan laporan keluarga. Proses pencarian yang telah dilakukan sampai ke dasar goa pun sudah tidak menemukan tanda-tanda kehidupan.
"Sejak pukul 15.00 WITA sampai 19.00 WITA kemarin, tidak ada temuan lagi. Dengan pertimbangan kondisi yang tidak aman bagi Tim SAR gabungan, sejak pagi ini sudah tidak ada pekerjaan kecuali konsolidasi," jelasnya.
Baca juga:
Tambang Liar di Bolmong Kembali Makan Korban Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)