Jakarta: Sebuah ledakan yang berasal dari petasan terjadi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Minggu petang, 10 Maret 2024. Empat orang menjadi korban dari ledakan tersebut.
"Lokasi ledakan terjadi di teras rumah Bapak Slamet alias Kempung di Gesongsari RT 07 Wijirejo, (Kecamatan) Pandak, Bantul," kata Kepala Seksi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Pranawidnyana.
Berikut ini fakta-fakta ledakan petasan di Bantul pada Minggu 10 Maret 2024.
1. Jenis Bahan Peledak Low Explosive
Kepolisian melalui Detasemen Gegana Satbrimob Polda DIY turut melakukan penyelidikan kasus ledakan petasan itu. Aparat menyisir lokasi mencari barang bukti dan disita.
"Dari hasil identifikasi kami, jenis bahan peledak low explosive dari bahan petasan," kata Komandan Detasemen Gegana Satbrimob Polda DIY Kompol Suripto.
2. Bagian Rumah Rusak
Akibat ledakan dari petasan tersebut teras rumah pembuat petasan sekaligus korban juga alami kerusakan. "Mari di bulan puasa dan lebaran, jadikan Bantul aman dan nyaman dengan tanpa petasan. Kalau bisa tercipta kenyamanan karena tidak ada petasan atau mercon di Bantul saat puasa," jelasnya.5
3. Empat Orang Terluka
Data korban yang diperoleh kepolisian di antaranya Slamet, 35; Fathurrahman Aryanto, 15; Syahroni, 36; dan Arif Wicaksono, 12. Slamet, Syahroni, dan Arif dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Bantul, sedangkan Fathurrahman dibawa ke RS UII Kecamatan Pandak.
Jeffry menyebut para korban mengalami luka di sejumlah bagian tubuh, termasuk tangan. Selain itu, juga ditemukan bercak darah di lokasi kejadian.
4. Pembuatan Petasan Ketua RT
Diketahui sosok pembuat petasan yang meledak adalah Slamet yang merupakan ketua RT 07 di dusun setempat. Slamet juga menjadi korban ledakan petasan tersebut.
5. Imbauan Bupati
Wakil Bupati Bantul, Joko Budi Purnomo mengungkapkan Bupati sudah memberi imbauan kepada masyarakat untuk tidak membuat, menyalakan dan menjual petasan di bulan Ramadan. Ia menyampaikan petasan bisa menjadi salah satu gangguan, khususnya di tengah masyarakat yang menjalankan puasa Ramadan.
"Mari di bulan puasa dan lebaran, jadikan Bantul aman dan nyaman dengan tanpa petasan. Kalau bisa tercipta kenyamanan karena tidak ada petasan atau mercon di Bantul saat puasa," jelasnya.
Jakarta: Sebuah
ledakan yang berasal dari petasan terjadi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Minggu petang, 10 Maret 2024. Empat orang menjadi korban dari ledakan tersebut.
"Lokasi ledakan terjadi di teras rumah Bapak Slamet alias Kempung di Gesongsari RT 07 Wijirejo, (Kecamatan) Pandak, Bantul," kata Kepala Seksi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Pranawidnyana.
Berikut ini fakta-fakta ledakan petasan di Bantul pada Minggu 10 Maret 2024.
1. Jenis Bahan Peledak Low Explosive
Kepolisian melalui Detasemen Gegana Satbrimob Polda DIY turut melakukan penyelidikan kasus ledakan petasan itu. Aparat menyisir lokasi mencari barang bukti dan disita.
"Dari hasil identifikasi kami, jenis bahan peledak low explosive dari bahan petasan," kata Komandan Detasemen Gegana Satbrimob Polda DIY Kompol Suripto.
2. Bagian Rumah Rusak
Akibat ledakan dari petasan tersebut teras rumah pembuat petasan sekaligus korban juga alami kerusakan. "Mari di bulan puasa dan lebaran, jadikan Bantul aman dan nyaman dengan tanpa petasan. Kalau bisa tercipta kenyamanan karena tidak ada petasan atau mercon di Bantul saat puasa," jelasnya.5
3. Empat Orang Terluka
Data korban yang diperoleh kepolisian di antaranya Slamet, 35; Fathurrahman Aryanto, 15; Syahroni, 36; dan Arif Wicaksono, 12. Slamet, Syahroni, dan Arif dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Bantul, sedangkan Fathurrahman dibawa ke RS UII Kecamatan Pandak.
Jeffry menyebut para korban mengalami luka di sejumlah bagian tubuh, termasuk tangan. Selain itu, juga ditemukan bercak darah di lokasi kejadian.
4. Pembuatan Petasan Ketua RT
Diketahui sosok
pembuat petasan yang meledak adalah Slamet yang merupakan ketua RT 07 di dusun setempat. Slamet juga menjadi korban ledakan petasan tersebut.
5. Imbauan Bupati
Wakil Bupati Bantul, Joko Budi Purnomo mengungkapkan Bupati sudah memberi imbauan kepada masyarakat untuk tidak membuat, menyalakan dan menjual petasan di bulan Ramadan. Ia menyampaikan petasan bisa menjadi salah satu gangguan, khususnya di tengah masyarakat yang menjalankan puasa Ramadan.
"Mari di bulan puasa dan lebaran, jadikan Bantul aman dan nyaman dengan tanpa petasan. Kalau bisa tercipta kenyamanan karena tidak ada petasan atau mercon di Bantul saat puasa," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)