Bali: Indonesia menjadi salah satu negara yang paling rentan terhadap virus hepatitis di Asia Tenggara, bahkan dunia. Terdapat empat faktor yang menyebabkan hal itu terjadi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia masuk dalam kategori sedang. Sementara itu, Australia tergolong ringan.
"Indonesia menjadi negara kedua penderita hepatitis secara global," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono dalam Peringatan Hari Hepatitis Sedunia ke-10 di Prime Plaza Hotel, Sanur, Bali, Selasa, 30 Juli 2019.
Menurut dia, faktor pertama penyebab kondisi ini adalah genetik. Selain itu, perilaku masyarakat mendukung penyebaran virus hepatitis. Publik dinilai belum sadar kebersihan.
"Perilaku jadi tantangan kita karena masih banyak yang tidak bersih dan sehat," ujar Anung.
Faktor berikutnya adalah lingkungan. Anung mencontohkan kejadian luar biasa (KLB) pada awal 2019. Sebanyak 1.100 orang terjangkit hepatitis di Pacitan, Jawa Timur.
Masyarakat setempat kekurangan sumber air sehingga mereka memanfaatkan air sungai. Setelah diteliti, Kemenkes menemukan air sungai ini telah tercemar dengan berbagai kuman penyakit.
"Karena ini virus tidak bisa ditemukan langsung, tetapi cemaran-cemaran lain mengindikasikan lingkungannya tidak baik," tutur dia.
Faktor terakhir yang mendukung penyebaran hepatitis adalah pelayanan kesehatan. Indonesia, kata Anung, belum terlalu lama melakukan imunisasi hepatitis dibanding negara lain.
Baca: Antisipasi Agar Hepatitis Tidak Meluas
Indonesia baru memiliki 12 jenis imunisasi, sedangkan negara seperti Australia sudah memiliki 18 jenis. Selain itu, Australia telah menerapkan imunisasi hepatitis sejak lama.
Pemerintah, kata Anung, bakal terus memberi pemahaman pentingnya menjaga kebersihan. Namun, masyarakat juga diminta aktif melakukan imunisasi.
"Meyakinkan orang imunisasi jangka panjang tidak mudah," pungkas Anung.
Bali: Indonesia menjadi salah satu negara yang paling rentan terhadap virus hepatitis di Asia Tenggara, bahkan dunia. Terdapat empat faktor yang menyebabkan hal itu terjadi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia masuk dalam kategori sedang. Sementara itu, Australia tergolong ringan.
"Indonesia menjadi negara kedua penderita hepatitis secara global," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono dalam Peringatan Hari Hepatitis Sedunia ke-10 di Prime Plaza Hotel, Sanur, Bali, Selasa, 30 Juli 2019.
Menurut dia, faktor pertama penyebab kondisi ini adalah genetik. Selain itu, perilaku masyarakat mendukung penyebaran virus hepatitis. Publik dinilai belum sadar kebersihan.
"Perilaku jadi tantangan kita karena masih banyak yang tidak bersih dan sehat," ujar Anung.
Faktor berikutnya adalah lingkungan. Anung mencontohkan kejadian luar biasa (KLB) pada awal 2019. Sebanyak 1.100 orang terjangkit hepatitis di Pacitan, Jawa Timur.
Masyarakat setempat kekurangan sumber air sehingga mereka memanfaatkan air sungai. Setelah diteliti, Kemenkes menemukan air sungai ini telah tercemar dengan berbagai kuman penyakit.
"Karena ini virus tidak bisa ditemukan langsung, tetapi cemaran-cemaran lain mengindikasikan lingkungannya tidak baik," tutur dia.
Faktor terakhir yang mendukung penyebaran hepatitis adalah pelayanan kesehatan. Indonesia, kata Anung, belum terlalu lama melakukan imunisasi hepatitis dibanding negara lain.
Baca: Antisipasi Agar Hepatitis Tidak Meluas
Indonesia baru memiliki 12 jenis imunisasi, sedangkan negara seperti Australia sudah memiliki 18 jenis. Selain itu, Australia telah menerapkan imunisasi hepatitis sejak lama.
Pemerintah, kata Anung, bakal terus memberi pemahaman pentingnya menjaga kebersihan. Namun, masyarakat juga diminta aktif melakukan imunisasi.
"Meyakinkan orang imunisasi jangka panjang tidak mudah," pungkas Anung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)