Ilustrasi Sebuah kapal tanker bermuatan ribuan kilo liter mentah asal Palembang yang tidak memiliki berdokumen resmi diamankan petugas Bea cukai Karimun, Kepulauan Riau, akhir pekan lalu. Foto: HENDRI KREMER.
Ilustrasi Sebuah kapal tanker bermuatan ribuan kilo liter mentah asal Palembang yang tidak memiliki berdokumen resmi diamankan petugas Bea cukai Karimun, Kepulauan Riau, akhir pekan lalu. Foto: HENDRI KREMER.

Kru Diduga Larikan Kapal Tanker karena Ingin Jual Solar yang Diangkut

Yogi Bayu Aji • 19 Agustus 2016 02:52
medcom.id, Jakarta: PT Vierlines menduga kru kapal MT Vier Harmoni sengaja ingin melarikan kapal. Pasalnya, mereka ingin menjual 900 ribu liter solar yang diangkut kapal tersebut.
 
"Mereka menemukan pembeli potensial dia Batam. Namun karena kasus ini sudah ter-blow up, pembeli potensial batal membeli," kata CEO Vierlines Asia Group, Vier Abdul Jamal, kepada Metrotvnews.com, Kamis (18/8/2016).
 
Jamal menjelaskan, kapal itu memang tengah disewa perusahaan Malaysia yang bermitra dengan Petronas. Semua biaya hingga gaji kru kapal yang mengangkut solar itu ada di bawah tanggung jawab perusahaan Malaysia.

Menurut dia, mungkin sang kapten kapal menyangka solar yang mereka angkut ilegal. Lantaran itu, kata dia, kapten berani melarikan kapal karena yakin perusahaan Malaysia yang miliki solar tak akan berani melapor pihak berwajib.
 
"Namun, mereka salah. Kargo kapal tidak ilegal, ada surat-suratnya. Kargo dibawa lari, ya dilaporin," jelas Jamal.
 
Jamal pun meminta para kru kapal menyerahkan diri. Dia juga tak keberatan bila nantinya pada kru dan kapalnya diamankan untuk menindaklanjuti kasus ini.
 
Baca: Perusahaan Bantah Kru Kapal tak Digaji
 
Kasus ini bermula dari kapal tanker Vier Harmoni dikabarkan hilang di perairan Pelabuhan Kuantan, Malaysia pada 17 Agustus kemarin. Kapal itu milik PT Vierlines berbendera Indonesia dan dibawa nahkoda beserta 10 awak buahnya.
 
Kapal mengangkut 900 kiloliter solar menuju Batam, Kepulauan Riau. Komunikasi terakhir dengan kapten kapal sekira pukul 12.00 waktu Malaysia, beberapa saat setelah kapal bertolak dari Malaysia.
 
Di tengah perjalanan, beberapa mil dari Pelabuhan Kuantan, Malaysia, kapal menghilang. Hingga hari ini, hasil pantauan radar menunjukkan kapal masih berada di perairan Malaysia.
 
Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian mengatakan, dari informasi yang diterima tak ada tanda-tanda kapal dibajak perompak. Kapal dilarikan lantaran ada konflik antara kru dengan perusahaan.
 
"Kasus ini dipicu masalah internal perusahaan karena nakhoda dan awak kapal belum digaji selama 3 bulan," ujar Sam.
 
Polda berkomunikasi dengan perusahaan untuk menuntaskan masalah internal itu. Kapolda khawatir masalah itu melebar dan menjadi isu di batas perairan Indonesia dengan Malaysia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan