Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggandeng masyarakat mengantisipasi bencana. Kolaborasi itu diwujudkan dalam gerakan pengurangan risiko bencana (PRB).
“Dari level bawah kita libatkan masyarakat secara langsung,” kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan dalam diskusi virtual, Rabu, 14 April 2021.
Lilik menyebut PRB merupakan gerakan berbasis komunitas. Anggotanya terdiri dari masyarakat di suatu daerah yang merasa terpanggil untuk mengurangi risiko bencana.
Baca: BMKG: Struktur Bangunan di Malang Tak Tahan Gempa
Gerakan PRB terdiri dari tiga sekolah, yakni sekolah laut, sungai, dan gunung. Sekolah laut bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sekolah sungai bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Sedangkan sekolah gunung bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta,” papar dia.
Setiap sekolah memiliki sejumlah modul yang diajarkan oleh fasilitator. Fasilitator ini bakal menjadi panutan dalam menjaga lingkungan.
Lilik mengeklaim gerakan PRB membuahkan hasil. Sekitar 28.700 pohon, 10.500 bakau, dan 38 penggal sungai telah dijaga melalui gerakan tersebut.
“Masyarakat yang terlibat sudah sampai 54 ribu orang dan WhatsApp Group sekarang sudah lebih dari 300,” tutur Lilik.
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) menggandeng masyarakat mengantisipasi
bencana. Kolaborasi itu diwujudkan dalam gerakan pengurangan risiko bencana (PRB).
“Dari level bawah kita libatkan masyarakat secara langsung,” kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan dalam diskusi virtual, Rabu, 14 April 2021.
Lilik menyebut PRB merupakan gerakan berbasis komunitas. Anggotanya terdiri dari masyarakat di suatu daerah yang merasa terpanggil untuk mengurangi risiko bencana.
Baca:
BMKG: Struktur Bangunan di Malang Tak Tahan Gempa
Gerakan PRB terdiri dari tiga sekolah, yakni sekolah laut, sungai, dan gunung. Sekolah laut bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sekolah sungai bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Sedangkan sekolah gunung bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta,” papar dia.
Setiap sekolah memiliki sejumlah modul yang diajarkan oleh fasilitator. Fasilitator ini bakal menjadi panutan dalam menjaga lingkungan.
Lilik mengeklaim gerakan PRB membuahkan hasil. Sekitar 28.700 pohon, 10.500 bakau, dan 38 penggal sungai telah dijaga melalui gerakan tersebut.
“Masyarakat yang terlibat sudah sampai 54 ribu orang dan WhatsApp Group sekarang sudah lebih dari 300,” tutur Lilik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)