Jakarta: Pemerintah diminta menggandeng pihak swasta dalam penanganan virus korona. Salah satunya dengan bekerja sama pada sektor pengujian spesimen polymerase chain reaction (PCR).
"Melibatkan swasta gitu lah dan (saling) bahu membahu," kata Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) Ari Fahrial Syam kepada Medcom.id, Sabtu, 19 September 2020.
Menurut dia, kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta bisa meningkatkan pengujian spesimen di laboratorium. Peningkatan uji spesimen harus dilakukan karena banyak kontak yang dilakukan pasien dengan orang lain setelah dinyatakan positif terpapar virus korona.
"Jadi pemeritah harus meningkatkan kapasitas ini (tes kesehatan)," ungkap dia.
Dekan Fakultas Kedokteran UI itu mengatakan peningkatan uji spesimen juga untuk memenuhi standar dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Standar dari WHO yakni 270 ribu per minggu atau 54 ribu orang per hari. Sedangkan, uji spesimen di Indonesia baru menyentuh angka 44.543 per hari.
"Secara nasional pencapaian kita itu belum sesuai dengan WHO untuk proses pemeriksaan," sebut dia.
Baca: Catatan Tertinggi, 4.168 Kasus Covid-19 dalam 24 Jam
Partisipasi pemerintah pusat harus lebih digiatkan dalam meningkatkan uji spesimen. Eksekutif tidak bisa hanya berharap kepada pemerintah daerah (pemda) atau swasta untuk menurunkan harga uji spesimen PCR.
"Enggak mungkin harga itu ditekan. Karena dari segi reagen, bahan habis pakai, dokter yang mengerjakan sampel harus menggunakan APD (alat pelindung diri) yang lengkap, jadi istilahnya harga di kita itu sudah fix," ujar dia.
Jakarta: Pemerintah diminta menggandeng pihak swasta dalam penanganan
virus korona. Salah satunya dengan bekerja sama pada sektor pengujian spesimen
polymerase chain reaction (PCR).
"Melibatkan swasta gitu lah dan (saling) bahu membahu," kata Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) Ari Fahrial Syam kepada
Medcom.id, Sabtu, 19 September 2020.
Menurut dia, kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta bisa meningkatkan pengujian spesimen di laboratorium. Peningkatan uji spesimen harus dilakukan karena banyak kontak yang dilakukan pasien dengan orang lain setelah dinyatakan positif terpapar virus korona.
"Jadi pemeritah harus meningkatkan kapasitas ini (tes kesehatan)," ungkap dia.
Dekan Fakultas Kedokteran UI itu mengatakan peningkatan uji spesimen juga untuk memenuhi standar dari Organisasi Kesehatan Dunia atau
World Health Organization (WHO). Standar dari WHO yakni 270 ribu per minggu atau 54 ribu orang per hari. Sedangkan, uji spesimen di Indonesia baru menyentuh angka 44.543 per hari.
"Secara nasional pencapaian kita itu belum sesuai dengan WHO untuk proses pemeriksaan," sebut dia.
Baca: Catatan Tertinggi, 4.168 Kasus Covid-19 dalam 24 Jam
Partisipasi pemerintah pusat harus lebih digiatkan dalam meningkatkan uji spesimen. Eksekutif tidak bisa hanya berharap kepada pemerintah daerah (pemda) atau swasta untuk menurunkan harga uji spesimen PCR.
"Enggak mungkin harga itu ditekan. Karena dari segi reagen, bahan habis pakai, dokter yang mengerjakan sampel harus menggunakan APD (alat pelindung diri) yang lengkap, jadi istilahnya harga di kita itu sudah
fix," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)