Jakarta: Manuver politik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dinilai memicu keresahan warga Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin. Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama NU menyerukan Muktamar Luar Biasa (MLB) NU.
"Situasi ini tentu meresahkan dan membuat kebingungan di akar rumput nahdliyin," kata juru bicara (Jubir) Alim Ulama NU KH Abdussalam Shohib alias Gus Salam melalui keterangan tertulis, Minggu, 18 Agustus 2024.
Gus Salam mengatakan MLB sebagai sarana untuk mengoreksi langkah PBNU hasil muktamar ke-34 NU di Lampung. Pada muktamar itu KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya secara resmi terpilih menjadi Ketua Umum PBNU.
"Manuver-manuver elite PBNU hasil Muktamar Lampung nyata-nyata merupakan pelanggaran berat terhadap qanun asasi, AD/ART, Perkum, serta etika dan moral berorganisasi," ujar Gus Salam.
Sejumlah kiai NU disebut memutuskan untuk membentuk Presidium Penyelamat Organisasi NU (PPONU). Wadah ini sebagai sarana komunikasi sekaligus koordinasi persiapan MLB NU.
“Tugas utama presidium melakukan koordinasi, konsolidasi, dan menyosialisasikan Amanah Bangkalan kepada para pengasuh pesantren, PWNU-PCNU se-Indonesia, PCINU sedunia, badan otonom dan lembaga NU,” tutur Gus Salam.
Agresivitas elite PBNU disebut merusak muruah NU sebagai entitas keagamaan yang didirikan para ulama yang terjaga sebagai pengayom bangsa. Manuver politik PBNU saat ini justru membuat sesama nahdliyin saling serang.
"Situasi ini membuat miris kami semua, betapa hanya untuk target-target politik segelintir orang mereka menggunakan tegas mempolitisasi PBNU untuk menyerang sesama Nahdliyin," ucap Gus Salam.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PBNU Umarsyah membantah adanya perintah untuk menggelar MLB. Hal ini buntut perseteruan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Mandat dari Rais Aam kepada ketua umum PBNU itu bukan untuk melakukan muktamar luar biasa, tolong dicatat ini, tetapi untuk memperbaiki, istilahnya itu, memperbaiki kondisi DPP PKB,” kata Umar di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Jumat, 16 Agustus 2024.
Jakarta: Manuver politik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (
PBNU) dinilai memicu keresahan warga
Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin. Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama NU menyerukan Muktamar Luar Biasa (MLB) NU.
"Situasi ini tentu meresahkan dan membuat kebingungan di akar rumput nahdliyin," kata juru bicara (Jubir) Alim Ulama NU KH Abdussalam Shohib alias Gus Salam melalui keterangan tertulis, Minggu, 18 Agustus 2024.
Gus Salam mengatakan MLB sebagai sarana untuk mengoreksi langkah PBNU hasil muktamar ke-34 NU di Lampung. Pada muktamar itu KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya secara resmi terpilih menjadi Ketua Umum PBNU.
"Manuver-manuver elite PBNU hasil Muktamar Lampung nyata-nyata merupakan pelanggaran berat terhadap qanun asasi, AD/ART, Perkum, serta etika dan moral berorganisasi," ujar Gus Salam.
Sejumlah kiai NU disebut memutuskan untuk membentuk Presidium Penyelamat Organisasi NU (PPONU). Wadah ini sebagai sarana komunikasi sekaligus koordinasi persiapan MLB NU.
“Tugas utama presidium melakukan koordinasi, konsolidasi, dan menyosialisasikan Amanah Bangkalan kepada para pengasuh pesantren, PWNU-PCNU se-Indonesia, PCINU sedunia, badan otonom dan lembaga NU,” tutur Gus Salam.
Agresivitas elite PBNU disebut merusak muruah NU sebagai entitas keagamaan yang didirikan para ulama yang terjaga sebagai pengayom bangsa. Manuver politik PBNU saat ini justru membuat sesama nahdliyin saling serang.
"Situasi ini membuat miris kami semua, betapa hanya untuk target-target politik segelintir orang mereka menggunakan tegas mempolitisasi PBNU untuk menyerang sesama Nahdliyin," ucap Gus Salam.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PBNU Umarsyah membantah adanya perintah untuk menggelar MLB. Hal ini buntut perseteruan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Mandat dari Rais Aam kepada ketua umum PBNU itu bukan untuk melakukan muktamar luar biasa, tolong dicatat ini, tetapi untuk memperbaiki, istilahnya itu, memperbaiki kondisi DPP PKB,” kata Umar di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Jumat, 16 Agustus 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)