Pengunjung menyaksikan sejumlah komodo di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso.
Pengunjung menyaksikan sejumlah komodo di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso.

JK Diminta Mengunjungi Pulau Komodo

Achmad Zulfikar Fazli • 18 Februari 2019 14:01
Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla diminta menyambangi Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kehadiran JK dinilai mampu meningkatkan jumlah wisatawan di Pulau Komodo.
 
"Saya mengundang secara resmi Pak Wapres untuk berkunjung ke Labuan Bajo, karena bagaimana pun beliau punya tanggung jawab yang luar biasa karena beliau adalah Bapak Duta Komodo," kata anggota DPD RI Andreanus Garu usai bertemu JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 18 Februari 2019.
 
Dia menilai pernyataan dari JK soal pariwisata Komodo sangat penting. Hal itu dinilai mampu mengakhiri keresahan masyarakat NTT tentang penutupan wisata Komodo.

"Tentu image baik masyarakat lokal maupun agen-agen pariwisata, agen-agen perjalanan baik dalam negeri maupun luar negeri ini akan pulih," ujar senator dari NTT itu.
 
(Baca juga: TN Komodo, Kontroversi Penutupan hingga Kenaikan Tarif Masuk)
 
Menurut dia, gagasan yang dicanangkan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi NTT terhadap wisata Komodo cukup bagus. Pemerintah Pusat dan Pemprov NTT selama ini berusaha memperbaiki wisata Komodo. Apalagi, Pulau Komodo menjadi salah satu objek wisata yang akan diprioritaskan pengembangannya.
 
"Kami mendukung semua gagasan-gagasan yang baik dari pemerintah tentu untuk membangun NTT yang mana tadi selama ini NTT yang diistilahkan, nasib tidak tentu, nanti Tuhan tolong, hari ini kita ubah itu. Jadi NTT adalah nasib tergantung tourism," tutur dia.
 
Dia mengaku tak mempersoalkan penutupan Pulau Komodo. Sebab, itu dilakukan untuk memperbaiki objek wisata tersebut. Tapi, dia ingin, penutupan itu bertahap dan pemerintah harus memberikan solusi kepada masyarakat, utamanya pelaku usaha di tempat objek wisata itu.
 
"Yang jelas masyarakat di sana utang ke bank, utang ke koperasi, bagaimana ini solusi dari pemerintah. begitu juga pelaku-pelaku pariwisata lain, dia sudah siapkan tempat untuk mendatangkan tamu, terus apa solusinya (kalau ditutup)," pungkas dia.
 

 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan