Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi masa penyebaran demam berdarah dangue (DBD) masih terus berlangsung. Kasus DBD baru diperkirakan menurun pada akhir Mei 2020.
"Musim hujan masih ada bahkan kita belum masuk kemarau akan memperpanjang masa penularan," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada Medcom.id, Kamis, 30 April 2020.
Menurut dia, saat ini grafik kasus penyebaran DBD masih di angka 6.337 yang terjadi di Jawa Barat. Siti memastikan menjelang akhir Mei terjadi penurunan kasus yang signifikan.
"Kasusnya akan dibawah 50 per hari dari seluruh (daerah) Indonesia," jelas dia.
Sementara itu, jumlah pasien terjangkit DBD di Indonesia kembali bertambah. Ada 353 kasus baru yang dilaporkan.
"Total kasus mencapai 49.931," kata Nadia.
Ia merinci tiga wilayah sebagai penyumbang kasus DBD terbesar. Jawa Barat masih menduduki posisi pertama dengan 6.337 kasus, menyusul Bali 6.050 kasus, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) 5.010 kasus.
Baca: Kasus DBD Nyaris Sentuh 50 Ribu
Sementara itu, korban jiwa akibat penyakit yang muncul dari gigitan nyamuk aedes aegypti itu tersebar hampir seluruh provinsi. Kasus kematian terbanyak ada di NTT 52 korban, Jawa Tengah 39 korban, Jawa Barat 33 korban, dan Jawa Timur 31 korban jiwa.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi masa penyebaran demam berdarah dangue (DBD) masih terus berlangsung. Kasus DBD baru diperkirakan menurun pada akhir Mei 2020.
"Musim hujan masih ada bahkan kita belum masuk kemarau akan memperpanjang masa penularan," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada
Medcom.id, Kamis, 30 April 2020.
Menurut dia, saat ini grafik kasus penyebaran DBD masih di angka 6.337 yang terjadi di Jawa Barat. Siti memastikan menjelang akhir Mei terjadi penurunan kasus yang signifikan.
"Kasusnya akan dibawah 50 per hari dari seluruh (daerah) Indonesia," jelas dia.
Sementara itu, jumlah pasien terjangkit DBD di Indonesia kembali bertambah. Ada 353 kasus baru yang dilaporkan.
"Total kasus mencapai 49.931," kata Nadia.
Ia merinci tiga wilayah sebagai penyumbang kasus DBD terbesar. Jawa Barat masih menduduki posisi pertama dengan 6.337 kasus, menyusul Bali 6.050 kasus, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) 5.010 kasus.
Baca:
Kasus DBD Nyaris Sentuh 50 Ribu
Sementara itu, korban jiwa akibat penyakit yang muncul dari gigitan nyamuk aedes aegypti itu tersebar hampir seluruh provinsi. Kasus kematian terbanyak ada di NTT 52 korban, Jawa Tengah 39 korban, Jawa Barat 33 korban, dan Jawa Timur 31 korban jiwa. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)