Nama “Satrio” diambil dari bahasa Indonesia yang berarti “ksatria” atau “pahlawan”. Nama ini melambangkan harapan, ketangguhan, dan komitmen bersama Indonesia–Tiongkok dalam melindungi spesies terancam punah.
Kelahiran bayi panda ini menegaskan peran Indonesia dalam melindungi spesies terancam punah, mengingat populasi panda raksasa di dunia kini hanya diperkirakan 1.900 individu, sekaligus mempertegas peran Taman Safari Indonesia sebagai lembaga konservasi terpercaya.

Kelahiran bayi panda raksasa di Taman Safari Indonesia (TSI). Foto: TSI
| Baca juga: Usung Tema 'The Picture of Nature’s Secret' TSI Umumkan Pemenang IAPVC ke-34 |
Taman Safari Indonesia Pertegas Peran Sebagai Lembaga Konservasi yang Kredibel
Dengan ini, Indonesia pun bergabung dengan negara-negara ASEAN lain yang telah berhasil menyambut kelahiran bayi panda, memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang mampu memenuhi standar internasional dalam pengelolaan dan perlindungan spesies langka.Adapun bayi panda tersebut merupakan hasil dari program kerja sama konservasi jangka panjang antara Indonesia dan Tiongkok, yang telah berlangsung sejak kedatangan Huchun dan Caitao pada 2017 melalui kemitraan konservasi selama 10 tahun.
Keberhasilan ini mencerminkan efektivitas program reproduksi berbasis sains yang dikembangkan TSI dengan dukungan teknis berkelanjutan dari para ahli Tiongkok. Prosesnya melibatkan pemantauan hormon secara presisi, observasi perilaku intensif, serta penerapan standar kesejahteraan satwa internasional—hal yang krusial mengingat masa subur panda betina hanya berlangsung 24–72 jam per tahun.
Pada 30 November, para spesialis nursery dari Panda Center pun tiba di Indonesia untuk mendukung perawatan awal bayi panda di fase perkembangan yang sangat sensitif. Sedangkan saat ini, kondisi bayi panda stabil dan dipantau selama 24 jam oleh tim Life Science TSI.
| Baca juga: Taman Safari Sambut Anak-Anak Pasien Kanker Indonesia |

Bayi panda raksasa di Taman Safari Indonesia (TSI). Foto: TSI
Beberapa indikator perkembangan awal seperti vokalisasi yang kuat, proses menyusu yang baik, serta peningkatan berat badan yang konsisten menunjukkan perkembangan positif. Dalam 30–60 hari ke depan, bayi panda diperkirakan mulai membuka mata, tumbuh bulu, mengatur suhu tubuh lebih stabil, serta menunjukkan kemampuan motorik awal.
Para ahli dari China Conservation and Research Centre for the Giant Panda (CCRCGP) tetap berada di lokasi untuk memberikan pendampingan teknis. Pada tahap awal ini, bayi panda belum dapat diakses publik demi menjaga kesehatan induk dan anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News