Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau publik tak khawatir terkait dampak penyuntikan vaksin AstraZeneca. Sejumlah negara menangguhkan vaksin itu lantaran diduga mengakibatkan penggumpalan atau pembekuan darah usai penyutinkan.
"Kami juga mengimbau masyarakat tidak perlu takut dengan adanya informasi penggumpalan darah ini," kata juru bicara vaksinasi covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Rabu, 17 Maret 2021.
Nadia menuturkan AstraZeneca merupakan salah satu vaksin yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin sudah dikaji berbagai ahli dan menerima izin penggunaan darurat secara global.
Selain itu, 17 juta orang di seluruh dunia menerima vaksin AstraZeneca. Sedangkan yang terindikasi mengalami penggumpalan darah tercatat 40 kasus.
(Baca: Kemenkes Tunda Distribusi Vaksin AstraZeneca)
"Sebenarnya angka kasusnya sangat kecil dibandingkan jumlah penerima vaksin ini," ujar Nadia.
Nadia mengatakan vaksin AstraZeneca efektif diberikan kepada masyarakat berusia di atas 65 tahun serta yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Vaksin diyakini memberi manfaat besar dibandingkan efek samping.
"Manfaat dari vaksin ini jauh lebih besar dari pada tentunya efek samping yang kita timbulkan," ucap Nadia.
Pemerintah menunda distribusi vaksin AstraZeneca. Penundaan di tengah munculnya kabar dugaan penggumpalan darah usai penyuntikan vaksin covid-19 tersebut.
Alasan penundaan karena pemerintah ingin lebih memastikan keamanan dan ketepatan kriteria penerima vaksin AstraZeneca. Jeda waktu pemberian dosis satu ke dosis kedua vaksin tersebut juga akan dikaji ulang.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau publik tak khawatir terkait dampak penyuntikan vaksin
AstraZeneca. Sejumlah negara menangguhkan vaksin itu lantaran diduga mengakibatkan penggumpalan atau pembekuan darah usai penyutinkan.
"Kami juga mengimbau masyarakat tidak perlu takut dengan adanya informasi penggumpalan darah ini," kata juru bicara
vaksinasi covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Rabu, 17 Maret 2021.
Nadia menuturkan AstraZeneca merupakan salah satu vaksin yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin sudah dikaji berbagai ahli dan menerima izin penggunaan darurat secara global.
Selain itu, 17 juta orang di seluruh dunia menerima vaksin AstraZeneca. Sedangkan yang terindikasi mengalami penggumpalan darah tercatat 40 kasus.
(Baca:
Kemenkes Tunda Distribusi Vaksin AstraZeneca)
"Sebenarnya angka kasusnya sangat kecil dibandingkan jumlah penerima vaksin ini," ujar Nadia.
Nadia mengatakan vaksin AstraZeneca efektif diberikan kepada masyarakat berusia di atas 65 tahun serta yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Vaksin diyakini memberi manfaat besar dibandingkan efek samping.
"Manfaat dari vaksin ini jauh lebih besar dari pada tentunya efek samping yang kita timbulkan," ucap Nadia.
Pemerintah menunda distribusi vaksin AstraZeneca. Penundaan di tengah munculnya kabar dugaan penggumpalan darah usai penyuntikan vaksin covid-19 tersebut.
Alasan penundaan karena pemerintah ingin lebih memastikan keamanan dan ketepatan kriteria penerima vaksin AstraZeneca. Jeda waktu pemberian dosis satu ke dosis kedua vaksin tersebut juga akan dikaji ulang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)