Jakarta: Anggota Panitia Seleksi (Pansel) Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Rhenald Kasali ogah mengomentari tudingan sejumlah anggota DPR yang menyebut Pansel KPPU tak independen. Sejumlah anggota Pansel disebut memiliki kepentingan.
"Kami tidak menghiraukan (tudingan) itu. Kan biasa kalau ada orang yang enggak setuju," kata Rhenald saat dihubungi Medcom.id, Jumat, 2 Maret 2018.
Rhenald justru heran mengapa isu yang menyebut pansel memiliki konflik kepentingan baru santer dibicarakan setelah 18 nama rekomendasi calon komisioner KPPU keluar. Padahal, nama-nama calon sudah diumumkan Pansel sejak tahun lalu.
Rhenald balik menuding pihak-pihak yang meributkan hasil rekomendasi pansel yang justru memiliki konflik kepentingan.
"Nama-nama kami sudah diumumkan sejak tahun lalu. Kalau mau protes ya kenapa tidak tahun lalu? Sekarang baru protes setelah rekomendasi sudah keluar. Ini justru pertanda di situ ada conflict of interest," tukas guru besar Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia itu.
(Baca juga: Komisi VI Meragukan Pilihan Timsel KPPU)
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Azam Azman Natawijana mengatakan anggota Pansel KPPU bermasalah karena terdapat sejumlah nama yang memiliki kepentingan. Mereka pun dinilai tidak independen karena menjabat posisi strategis di perusahaan besar yang berkasus di KPPU.
Anggota yang dimaksud Azam adalah Hendri Saparini yang menjabat Komisaris Utama PT Telkom Tbk, Rhenald Kasali sebagai Komisaris Angkasa Pura II, Alexander Lay sebagai pengacara dan komisaris Pertamina yang pernah melawan KPPU.
Ada pula Cecep Sutiawan, deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara. Ia disebut lantaran tim yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan assessment, Quantum, mempekerjakan David Tobing yang sedang mengalami perkara dengan KPPU.
Atas dasar tersebut, DPR enggan melakukan fit and proper test terhadap 18 calon komisioner KPPU yang diajukan pansel.
(Baca juga: Anggota Pansel Beberkan Proses Seleksi Komisioner KPPU)
Jakarta: Anggota Panitia Seleksi (Pansel) Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Rhenald Kasali ogah mengomentari tudingan sejumlah anggota DPR yang menyebut Pansel KPPU tak independen. Sejumlah anggota Pansel disebut memiliki kepentingan.
"Kami tidak menghiraukan (tudingan) itu. Kan biasa kalau ada orang yang enggak setuju," kata Rhenald saat dihubungi
Medcom.id, Jumat, 2 Maret 2018.
Rhenald justru heran mengapa isu yang menyebut pansel memiliki konflik kepentingan baru santer dibicarakan setelah 18 nama rekomendasi calon komisioner KPPU keluar. Padahal, nama-nama calon sudah diumumkan Pansel sejak tahun lalu.
Rhenald balik menuding pihak-pihak yang meributkan hasil rekomendasi pansel yang justru memiliki konflik kepentingan.
"Nama-nama kami sudah diumumkan sejak tahun lalu. Kalau mau protes ya kenapa tidak tahun lalu? Sekarang baru protes setelah rekomendasi sudah keluar. Ini justru pertanda di situ ada conflict of interest," tukas guru besar Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia itu.
(Baca juga:
Komisi VI Meragukan Pilihan Timsel KPPU)
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Azam Azman Natawijana mengatakan anggota Pansel KPPU bermasalah karena terdapat sejumlah nama yang memiliki kepentingan. Mereka pun dinilai tidak independen karena menjabat posisi strategis di perusahaan besar yang berkasus di KPPU.
Anggota yang dimaksud Azam adalah Hendri Saparini yang menjabat Komisaris Utama PT Telkom Tbk, Rhenald Kasali sebagai Komisaris Angkasa Pura II, Alexander Lay sebagai pengacara dan komisaris Pertamina yang pernah melawan KPPU.
Ada pula Cecep Sutiawan, deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara. Ia disebut lantaran tim yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan assessment, Quantum, mempekerjakan David Tobing yang sedang mengalami perkara dengan KPPU.
Atas dasar tersebut, DPR enggan melakukan fit and proper test terhadap 18 calon komisioner KPPU yang diajukan pansel.
(Baca juga:
Anggota Pansel Beberkan Proses Seleksi Komisioner KPPU)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
