Presiden Joko Widodo. (Foto: MI/Ramdani)
Presiden Joko Widodo. (Foto: MI/Ramdani)

3 Pernyataan Jokowi Soal Rencana Penghentian PPKM

Patrick Pinaria • 21 Desember 2022 21:00
Jakarta: Tahun 2022 tampaknya akan menjadi periode terakhir kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Tanah Air. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kebijakan tersebut kemungkinan akan dicabut alias dihentikan pada akhir tahun.
 
Rencana tersebut disampaikan Jokowi pada acara Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2023, di Jakarta, Rabu, 21 Desember 2022.
 
Ada sejumlah pernyataan penting Jokowi mengenai rencana penghentian PPKM. Berikut ini di antaranya yang dirangkum Medcom.id:

1. Tren kasus harian covid-19 menurun drastis 

Tren penurunan kasus harian covid-19 yang drastis dalam beberapa pekan terakhir menjadi alasan pemerintah berencana menghentikan PPKM. 

Salah satu contohnya adalah kasus dalam dua hari terakhir. Dalam periode tersebut, kasus covid-19 secara harian berada di angka 1.200. Jumlah itu menunjukkan penurunan drastis dibanding puncak kasus saat varian covid-19 Omicron yang mencapai 64 ribu kasus.
 
"Hari ini, kemarin, kasus harian kita berada di angka 1.200, dan mungkin nanti akhir tahun, kita akan menyatakan berhenti PSBB, PPKM kita," ujar Jokowi dikutip dari Antara, Rabu, 21 Desember 2022. 
 
 
Baca: Jokowi Berencana Cabut Status PPKM Akhir Tahun, Ini Alasannya
 

2. Keputusan penghentian PPKM ditentukan pekan ini

Jokowi memastikan kajian dari seluruh menteri koordinator dan menteri kesehatan mengenai kemungkinan penghentian PPKM akan selesai pekan ini. 
 
"Saya kemarin memberikan target minggu ini harusnya kajian dan kalkulasi itu sudah sampai ke meja saya sehingga bisa saya siapkan nanti keputusan Presiden mengenai penghentian PSBB-PPKM," kata Jokowi.

3. Sikap tenang pemerintah menangani pandemi covid-19

Jokowi menilai situasi sulit pandemi covid-19 dapat dikelola dengan baik, sehingga menjadi terkendali. Menurutnya, hal tersebut berkat pemerintah bersikap tenang dan melakukan kalkulasi dengan cermat untuk mengendalikan situasi sulit.
 
"Kita ingat saat itu, alat pelindung diri kurang, oksigen tak ada. Pasien numpuk di rumah sakit. Untung kita saat itu masih tenang, tidak gugup, tidak gelagapan, sehingga situasi yang sangat sulit itu dapat kita kelola dengan baik," lanjut Jokowi.
 
Jokowi juga menceritakan saat covid-19 varian Delta masuk ke Indonesia, hampir 80 persen menteri di kabinet menyarankan dirinya untuk melakukan lockdown. Sebab, saat itu, kasus harian covid-19 mencapai 56 ribu kasus.
 
"Saya ingat hampir 80 persen menteri menyarankan saya untuk lockdown, termasuk masyarakat juga menyampaikan hal yang sama. Kalau itu kita lakukan saat itu, mungkin ceritanya akan lain saat ini," tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PAT)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan