Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Mesir (OIAA) Cabang Indonesia, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi - ANT/Puspa Perwitasari
Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Mesir (OIAA) Cabang Indonesia, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi - ANT/Puspa Perwitasari

TGB Buka Konferensi Ulama Internasional

27 Juli 2018 17:22
Lombok: Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Mesir (OIAA) Cabang Indonesia, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi resmi membuka Konferensi Ulama Internasional. Konferensi itu mengangkat tema “Moderasi Islam dalam Perspektif Ahlussunah Wal Jama’ah.” 
 
Dalam sambutannya, TGB menyebut, moderasi Islam menghadirkan contoh-contoh kepada setiap umat manusia. Moderasi Islam telah mampu menjadi tanah yang paling subur untuk nusantara. 
 
“Salah satu buah moderasi Islam adalah proklamasi 17 Agustus 1945, di mana kita ingat sebagai hari lahirnya negara Indonesia yang merupakan hasil dari perjuangan semua rakyat Indonesia termasuk para Ulama,” ujar Gubernur NTB itu di Aula Islamic Centre Masjid Raya Hubbul Wathan, NTB, Jumat, 27 Juli 2018. 

Dia menambahkan, ketika moderasi Islam diabaikan, maka mulailah kegelisahan. Hal ini sudah nyata terjadi. 
 
Misalnya di Suriah dan Irak. Konsep moderasi Islam hilang sehingga terjadi perpecahan di kalangan umat, karena ekstremnya ajaran Islam yang salah, maka yang terjadi adalah peradaban yang sebelumnya kokoh, hancur seketika karena kebencian.
 
“Kita harus perkuat persatuan dan persaudaraan kita, jaga persatuan dan persaudaraan kita. Salah satu yang mampu menjaga kita dari perpecahan adalah silaturahmi. Perbanyak silaturahmi. Kita harus ingat, bahwa memenuhi ruang publik dengan ujaran-ujaran kebencian yang berbasis pada sentimen primordial keagamaan itu pasti akan menghancurkan kita semua,” tambah TGB.
 
(Baca juga: Cegah Fenomena Pengkafiran Lewat Konferensi Internasional Moderasi Islam)
 
Selain menjadi teladan bagi masyarakat, TGB berharap, moderasi Islam dapat mengurangi pandangan ekstrem yang dapat berujung kepada aksi terorisme. 
 
"Kita sebagai alumni Al-Azhar, alumni Timur Tengah, yang sekarang telah menempati posisi-posisi penting, menjadi teladan-teladan bagi masyarakat, jangan kita biarkan teriakan destruktif yang memecah belah kekompakan umat, jangan biarkan orang-orang yang tidak memiliki otoritas memadai untuk berbicara tentang Islam, berteriak mengatasnamakan Islam," terang TGB.
 
Mantan Rektor Universitas Al-Azhar Al-Syarif Mesir, Ibrahim Al-Hud Hud sempat memperkenalkan konsep toleransi yang diterapkan di Al-Azhar. Kurikulum atau Manhaj yang diterapkan di Al-Azhar, kata dia, menerapkan nilai-nilai yang saling menghargai perbedaan, menghargai keberagaman dan mengusung konsep moderasi Islam.
 
“Alumni Al-Azhar tidak akan pernah menjadikan ilmu agamanya berseberangan dan bertentangan dengan dunia dan akal sehat,” tutur dia. 
 
Ibrahim juga menceritakan, perbedaan pendapat dan toleransi sudah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW. Dan Rasulullah mengajarkan umatnya untuk bisa saling menghargai jika terjadi perbedaan pendapat dan tidak saling menyalahkan dan merasa paling benar.
 
Konferensi ini bakal berlangsung selama dua hari. Acara ini diikuti oleh para Ulama Internasional dan tokoh-tokoh Islam dari 21 negara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan