Konfrensi pers terkait Konferensi Internasional Moderasi Islam - Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez.
Konfrensi pers terkait Konferensi Internasional Moderasi Islam - Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez.

Cegah Fenomena Pengkafiran Lewat Konferensi Internasional Moderasi Islam

Fachri Audhia Hafiez • 20 Juli 2018 15:53
Jakarta: Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Kairo (OIAA) cabang Indonesia kembali mengadakan Konferensi Internasional Moderasi Islam. Konferensi ini bertujuan mencegah pemikiran umat muslim Indonesia ke fenomena takfir (pengkafiran).
 
Konferensi akan dilaksanakan pada 26-29 Juli 2018 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Adapun, tema yang diangkat dalam acara itu 'Moderasi Islam dalam Perspektif Ahlussunnah wal Jama`ah'.
 
"Konferensi ini menjadi penjabaran yang lebih variatif dalam moderasi Islam atau Wasathiyah. Tapi elaborasinya seperti apa misalnya dalam konteks pemikiran teologis pemikiran yang berkaitan dengan keimanan dan keyakinan," kata Ketua Umum OIAA Tuan Guru Bajang (TB) Muhammad Zainul Majdi di kawasan Tebet, Jakarta, Selatan, Jumat, 20 Juli 2018.
 
Dalam paparannya, TGB menjelaskan, moderasi Islam saat ini menjadi sangat krusial dan perlu dikedepankan di tengah situasi fenomena takfir. Dia bilang, fenomena takfir saat ini sering mengkafirkan individu muslim, dan juga institusi negara muslim.

"Fenomena takfir di masa kini terbukti memecah belah persatuan umat Islam, dan menciptakan stabilitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar TGB.
 
Gubernur NTB ini bilang, moderasi Islam sebuah metode berpikir, berinteraksi dan berperilaku yang didasari atas sikap seimbang dalam menyikapi perbedaan. Sehingga dapat ditemukan sikap yang sesuai dengan kondisi dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran agama dan tradisi rakyat. 
 
TGB menjabarkan, moderasi Islam mencerminkan ajaran yang ramah dan damai dalam menyikapi keragaman. Serta memberikan kemudahan dalam beragama, memahami kondisi masyarakat, terbuka dalam interaksi terhadap agama, dan peradaban lain.
 
"Selain itu tidak gampang-gampang mengkafirkan orang lain, selama masih mengucapkan dua kalimat syahadat dan salat menghadap kiblat yang sama,” tegas TGB.
 
Konferensi ini bekerja sama dengan Forum Komunikasi Alumni Timur Tengah (FKAT) NTB dan Pemerintah Provinsi NTB. Konferensi akan diikuti oleh narasumber dan peserta dari 21 negara sebanyak 400 orang.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan