Ketua APIKI Ady Surya dalam jumpa pers terkait produk ikan kalengan yang terindikasi mengandung cacing. (Foto: Medcom.id/Dhaifurrakhman Abas).
Ketua APIKI Ady Surya dalam jumpa pers terkait produk ikan kalengan yang terindikasi mengandung cacing. (Foto: Medcom.id/Dhaifurrakhman Abas).

Cacing pada Ikan Makarel Kalengan Dipastikan Tidak Berbahaya

Dhaifurrakhman Abas • 01 April 2018 09:09
Jakarta: Ketua Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) Ady Surya mengatakan parasit cacing anisakis yang terdapat pada produk ikan makarel kalengan tidak berbahaya jika dikonsumsi. Sebab cacing parasit itu telah mati lantaran terkena proses sterilisasi.
 
Pun demikian halnya pada ikan makarel yang diimpor dari berbagai negara di Laut Pasifik Barat seperti Tiongkok dan Jepang. Perusahaan perikanan nasional yang mengimpor ikan makerel tersebut dalam kondisi beku.
 
Sesuai dengan prosedur, ikan-ikan impor tersebut dibekukan nelayan menggunakan cold storage bersuhu lebih dari minus 20 derajat Celsius.

"Kami dapatkan ikan dalam bentuk beku dan mostly frozen on board. Pembekuan di atas kapal dan ketika masuk cold storage minus 20 sampai minus 30 derajat Celsius. Dalam kondisi ini anisakis itu sudah mati karena dia mati di minus 20 derajat Celsius," kata Ady di Kantor APIKI, Penjaringan, Jakarta Utara Sabtu, 31, Maret 2018.
 
Setelah dibekukan, proses sterilisasi akan dilanjutkan oleh perusahaan pengemas ikan kaleng. Para buruh perusahaan melakukan pembersihan dengan cara memotong kepala ikan dan membuang bagian perut yang tak bisa dikonsumsi. Ikan tersebut kemudian dicuci oleh para pekerja sampai bersih.
 
Setelah itu, ikan dipanaskan dengan suhu di atas 121 derajat Celsius. Itu merupakan tahapan bagian dari standardisasi mutu Good Manifacturing Practices (GMP) dan standar mutu yang dipatenkan Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM).
 
"Artinya ketika sampai ke konsumen bisa dipastikan dalam aspek mutu sudah penuhi standar. Cacing anisakis pada ikan sudah kita bunuh dalam dua tahap. Cacing mati pada suhu beku minus 20 derajat Celsius dan tak akan bertahan hidup pada suhu 60 derajat Celsius. Apalagi dengan suhu yang kita panaskan hingga 121 derajat," ucapnya. 
 
(Baca juga: BPOM: 27 Merek Ikan Kalengan Mengandung Parasit Cacing)
 
Pakar standarisasi mutu produk perikanan Doktor Sunarya menjelaskan, cacing anisakis tidak berbahaya jika terkonsumsi dalam kondisi sudah mati. Dia menjamin cacing anisakis dalam produk kalengan ikan makarel telah mati.
 
"Untuk case yang terdapat cacing anisakis di dalam tubuh ikan produksi kemasan kaleng pasti sudah mati seluruhnya. Walaupun ini sangat jarang terjadi. Pun terjadi lantaran by accident dan by season," ucapnya. 
 
Namun menurut dia, terdapat beberapa kasus dimana manusia bisa terinfeksi parasit cacing anisakis usai memakan ikan. Itu seringkali terjadi pada masyarakat Jepang. Beberapa masakan tradisional Jepang seperti sushi atau sashimi merupakan ikan mentah tanpa dimasak terlebih dahulu.
 
Meskipun jarang terjadi, namun parasit cacing anisakis bisa menyebabkan orang yang mengonsumsinya mual, sesak nafas hingga demam tinggi. Terlebih lagi bagi konsumen yang memiliki alergi makanan laut. 
 
Efek tersebut berlaku terhitung 1 hingga 5 jam usai mengonsumsi ikan yang terkena paparan infeksi parasit cacing anisakis. Sedangkan gejala sakit pada manusia bisa terjadi 3 hingga 5 hari.
 
"Namun di Jepang juga sangat jarang terjadi. Karena mereka melakukan pengecekan dan membersihkan jasad ikan sebelum menjualnya kepada publik. Sedangkan di Indonesia belum ada kasus," pungkas dia.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan