Ilustrasi beras/Medcom.id
Ilustrasi beras/Medcom.id

Kolaborasi Antarpihak Diyakini Manjur Hadapi Kenaikan Harga Beras

Theofilus Ifan Sucipto • 29 Februari 2024 15:55
Jakarta: Kolaborasi antarlembaga pemerintah, termasuk Satgas Pangan diperlukan. Hal tersebut diyakini efektif mencegah kenaikan harga beras.
 
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai kolaborasi antarlembaga sangat diperlukan, apalagi menjelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Kebijakan terkait hal ini mesti transparan.
 
"Perlu juga koordinasi dengan Satgas Pangan Polri itu, ketiga lembaga itu harus berkoordinasi untuk menangani beras secara merata sehingga harga beras bisa ditekan," katanya di Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024.

Trubus menilai pemerintah telah melakukan berbagai upaya menekan harga beras. Salah satunya, kebijakan mengimpor beras meskipun hanya mengatasi masalah sementara.
 
Baca: Beras Langka, DPR Didesak Segera Sentil Pemerintah

"Ada beberapa daerah akibat iklim itu mengalami gagal panen, panen beras mengalami penurunan," ujarnya.
 
Di sisi lain, Trubus memprediksi harga beras di beberapa daerah akan berangsur turun menjelang bulan Ramadan hingga Lebaran Idulfitri. Harga beras di sejumlah daerah terpantau mulai turun.
 
Penjualan beras kualitas medium dari Bulog misalnya dijual di Pasar Induk Beras Cipinang dengan harga Rp10.600/kilogram. "Penurunan harga beras bisa terus berlangsung sampai Ramadan dan Lebaran," ujarnya.
 
Trubus menyebut kondisi tersebut tetap tergantung pada kebijakan yang diambil Presiden Joko Widodo. Ia berharap harga beras terus turun sampai Lebaran dan stabil setelah itu.
 
"Ini menjaga public trust ya, kepercayaan kepada pemerintah," ujarnya.
 
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) sebelumnya mengungkapkan harga beras saat ini melonjak hingga 20 persen. Padahal, Ramadan masih cukup jauh.
 
Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan harga beras saat ini Rp18 ribu per kilogram. Naik ketimbang biasanya Rp14 ribu per kilogram.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan