Penulis buku Taufik Pram. Medcom.id/Theo
Penulis buku Taufik Pram. Medcom.id/Theo

Khawatir Kualat, Kasus Penculikan 1998 Tak Dapat Diputihkan

Theofilus Ifan Sucipto • 18 Januari 2024 15:09
Jakarta: Seluruh elemen bangsa diminta tidak melupakan bahkan menormalisasi kasus penculikan aktivis pada 1998. Kasus itu harus terus menjadi refleksi dalam perjalanan bangsa.
 
"Kita akan jadi bangsa kualat ibarat kacang lupa kulit. Kulitnya kita tinggalkan, akhirnya kacang-kacang politik jadi jerawat politik di demokrasi," kata penulis buku "Kasus Penculikan Bukan untuk Diputihkan" Taufik Pram di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis, 18 Januari 2024.
 
Taufik menegaskan utang sejarah terhadap para aktivis yang dihilangkan terlalu besar. Bahkan utang politik hingga sosial lantaran manfaat perjuangan mereka terasa hingga hari ini

"Jangan menegasikan peran mereka. Kami tidak setuju kalau ada gejala bahwa kasus ini diputihkan dengan alasan menuju masa depan lebih baik," tegas dia.
 
Baca juga: Demokrasi Indonesia Dinilai Mulai Rusak dari Pemilihan Pimpinan KPK di 2019

 
Taufik mengingatkan salah satu nilai yang dianut Indonesia ialah kemanusiaan yang adil dan beradab. Nilai itu seyogianya diberlakukan terhadap 13 aktivis yang masih hilang.
 
"Karena ini mengganggu wajah (Indonesia) di internal maupun internasional dengan perilaku politik yang memalukan," ujar dia.
 
Taufik mengingatkan upaya pemutihan kasus penculikan 1998 tidak dapat dibenarkan. Sebab, perjuangan para aktivis mengorbankan keringat hingga darah. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan