Jakarta: KRI Nanggalan-402 yang bertipe U-209/1300 disebut sangat aman hingga diakui militer dunia. Kapal selam ternama yang andal untuk peperangan laut dangkal ini memiliki dua mekanisme keselamatan saat kondisi darurat.
“Ini kapal sangat safe dan digunakan untuk awak di seluruh dunia,” kata Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto dalam konferensi pers, Selasa, 27 April 2021.
Iwan mengatakan ada dua mekanisme keselamatan saat kondisi darurat tersebut ialah tangki pemberat pokok (balas) dan tangki tahan tekan. Kapal memiliki enam tangki pemberat pokok yang tersebar di depan, di tengah, dan belakang kapal.
Awak kapal bisa mengembuskan udara dengan tekanan 60 bar untuk mengoperasikan tangki dalam kondisi darurat. “Yang kedua ada tangki tahan tekan, itu bisa digunakan juga untuk mengembus agar kapal cepat naik,” papar Iwan.
Tangki itu berisi tekanan udara 30 bar sebanyak dua hingga empat liter. Namun, biasanya awak kapal mengisi dua liter udara tekanan tinggi.
“Jadi sewaktu-waktu kedaruratan, itu yang bisa diembus sehingga kapal bisa langsung timbul ke permukaan,” ujar Iwan.
Baca: Pesan Menyentuh Salah Satu Kru Sebelum Tragedi KRI Nanggala-402
Selain kemampuan kapal, kru selalu memastikan pergerakan dan persiapan kapal selam selalu dalam kondisi prima. Kapal tidak akan beroperasi bila komandan perang dan anak buahnya tidak yakin soal perlengkapan dan keamanan.
“Kita percaya betul kelas U-209 khususnya (KRI) Cakra-401 dan (KRI) Nanggala-402 merupakan kelas yang sangat safe untuk bisa digunakan untuk pelayaran dan pertempuran,” tegas Iwan.
Jakarta:
KRI Nanggalan-402 yang bertipe U-209/1300 disebut sangat aman hingga diakui militer dunia. Kapal selam ternama yang andal untuk peperangan laut dangkal ini memiliki dua mekanisme keselamatan saat kondisi darurat.
“Ini kapal sangat
safe dan digunakan untuk awak di seluruh dunia,” kata Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto dalam konferensi pers, Selasa, 27 April 2021.
Iwan mengatakan ada dua mekanisme keselamatan saat kondisi darurat tersebut ialah tangki pemberat pokok (balas) dan tangki tahan tekan. Kapal memiliki enam tangki pemberat pokok yang tersebar di depan, di tengah, dan belakang kapal.
Awak kapal bisa mengembuskan udara dengan tekanan 60 bar untuk mengoperasikan tangki dalam kondisi
darurat. “Yang kedua ada tangki tahan tekan, itu bisa digunakan juga untuk mengembus agar kapal cepat naik,” papar Iwan.
Tangki itu berisi tekanan udara 30 bar sebanyak dua hingga empat liter. Namun, biasanya awak kapal mengisi dua liter udara tekanan tinggi.
“Jadi sewaktu-waktu kedaruratan, itu yang bisa diembus sehingga kapal bisa langsung timbul ke permukaan,” ujar Iwan.
Baca:
Pesan Menyentuh Salah Satu Kru Sebelum Tragedi KRI Nanggala-402
Selain kemampuan kapal, kru selalu memastikan pergerakan dan persiapan kapal selam selalu dalam kondisi prima. Kapal tidak akan beroperasi bila komandan perang dan anak buahnya tidak yakin soal perlengkapan dan keamanan.
“Kita percaya betul kelas U-209 khususnya (KRI) Cakra-401 dan (KRI) Nanggala-402 merupakan kelas yang sangat
safe untuk bisa digunakan untuk pelayaran dan pertempuran,” tegas Iwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)