Ilustrasi: CIO
Ilustrasi: CIO

ATVSI Akui Ada Perbedaan Pendapat Waktu Digitalisasi TV

Kautsar Widya Prabowo • 19 Juli 2020 12:02
Jakarta: Wakil Ketua Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Don Bosco Salamun menyebut terdapat perbedaan pandangan waktu terwujudnya digitalisasi televisi. Beberapa anggota ATVSI ada yang medukung waktu cepat dan waktu lama.
 
"Pandangan Mertro TV, Trans TV, Trans 7 dua tahun. (Sedangkan) MNC, Emtek (Group) tugu lima tahun," kata Don Bosco dalam diskusi virtual Crosschek Medcom.id bertajuk 'Pengusaha Penjegal Migrasi Digital, Siapa?', Minggu, 19 Juli 2020.
 
Don menjelaskan alasan anggota ATVSI mendukung waktu lima tahun digitalisasi agar tidak menjadi persoalan dalam kelangsungan hidup bagi persaingan bisnis pertelevisian. Kendati demikian, seluruh anggota ATVSI mendukung terwujudnya digitalisasi televisi.

Direktur Utama Metro TV itu menekankan digitalisasi televisi merupakan sebuah keniscayaan. Pasalnya mayoritas masyarakat Indonesia memiliki TV yang telah didukung dengan sistem digital.
 
"Cepat atau lambat publik akan berpindah ke flat tv, smart tv, merak bisa terima siaran digital, Tidak perlu set top box," ujar dia.
 
Baca: Migrasi ke Siaran Digital Dinilai Keputusan Mutlak
 
Digitalisasi televisi diyakini membawa keuntungan bagi Indonesia. Termasuk menjaga keberlangsungan industri penyiaran.
 
"Penataan frekuensi akan lebih baik dan bisa menambah ketersediaan bandwith bagi internet," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Percepatan Digitalisasi Penyiaran’, Minggu, 12 Juli 2020.
 
Johnny menjelaskan Indonesia saat ini menggunakan pita frekuensi 700 megahertz (MHz). Padahal, pita frekuensi yang dibutuhkan sebesar 1.300 MHz.
 
"Harus mengubah spektrum frekuensi agar mempersiapkan Indonesia menuju 5G," ujar politikus Partai NasDem itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan