Ilustrasi: Seorang petani di sedang memperhatikan tanaman padi yang kekeringan karena kemarau panjang di Aceh. Foto: MI/Amiruddin Abdullah Reubee.
Ilustrasi: Seorang petani di sedang memperhatikan tanaman padi yang kekeringan karena kemarau panjang di Aceh. Foto: MI/Amiruddin Abdullah Reubee.

Musim Kemarau Dimulai April

15 Maret 2018 13:59
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan musim kemarau akan dimulai pada April 2018. Periode kering itu terjadi di sebagian wilayah di Tanah Air.
 
"Dimulai pada akhir April-Juni 2018. Daerah yang pertama memasuki musim kemarau Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 15 Maret 2018.
 
Menurut dia, musim kemarau akan meluas pada bulan berikutnya ke Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Puncak musim kemarau akan berlangsung pada Agustus dan September 2018.  

Dia menjelaskan iklim di Indonesia punya tiga pola curah hujan: tipe monsunal, ekuatorial, dan lokal. Daerah yang mempunyai tipe hujan monsunal dalam satu tahun mempunyai satu puncak hujan yang umumnya terjadi pada Desember-Januari. 
 
Daerah yang mempunyai tipe hujan ekuatorial mempunyai dua puncak musim hujan dalam satu tahun, yakni pada Maret dan November. Sementara itu, tipe lokal mempunyai satu puncak musim hujan yang periodenya kebalikan dari pola monsunal, yaitu pada Agustus. 
 
"Jadi terjadinya musim kemarau tidak merata di semua wilayah dan akan terus meluas hingga Oktober 2018," tambah dia.
 
Baca: BMKG: Kemarau Tahun 2017 Masih Normal
 
Saat awal musim kemarau, curah hujan mencapai 150 milimeter per bulan dan terus menurun seiring terjadinya puncak musim kemarau. Pada puncak musim kemarau yang terjadi pada Agustus -September, curah hujan berkisar antara 20-0 milimeter per bulan atau sama sekali tidak ada hujan.
 
Namun, kemarau pada 2018 diprakirakan tidak separah musim kemarau pada 2015. Pasalnya, sampai dengan pertengahan 2018, iklim di Indonesia masih dipengaruhi La Nina lemah. Kemarau tahun ini akan berimplikasi positif pada tanaman palawija dan tanaman semusim yang tidak teralu memerlukan banyak air.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan