Ilustrasi Jalan Rasuna Said di sekitar Mampang Prapatan - ANT/Reno Esnir.
Ilustrasi Jalan Rasuna Said di sekitar Mampang Prapatan - ANT/Reno Esnir.

Sejarawan tak Sepakat Pengubahan Nama Jalan Rasuna Said

Faisal Abdalla • 31 Januari 2018 12:31
Jakarta: Sejarawan Betawi JJ Rizal menolak usulan pengubahan Jalan Terusan HR Rasuna Said menjadi Jalan AH Nasution. Saat ini jalan yang dimaksud bernama Jalan Mampang Prapatan dan Warung Buncit
 
"AH Nasution adalah nama besar dalam sejarah, sebuah penghormatan dengan menjadikan nama jalan tentu baik,  tetapi hal ini menjadi bermasalah ketika nama jalan itu akan disematkan pada jalan yang sudah punya nama," ujar Rizal kepada Medcom.id, Rabu, 31 Januari 2018. 
 
Rizal mengatakan nama Jalan Mampang Prapatan dan Jalan Warung Buncit memiliki makna sejarah bagi masyarakat betawi. Jalan tersebut menyimpan memori kolektif warga asli Jakarta. 

"Di dalam nama itu tersimpan sejarah dan kearifan tradisi masyarakat lokal Betawi," tegas Rizal. 
 

(Baca juga: Sandi Sepakat Terusan Rasuna Said Berganti Nama)
 
Muasal nama Mampang dan Warung Buncit
 
Rizal menceritakan nama Mampang Prapatan diambil dari nama pohon yang dulu banyak tumbuh di kawasan tersebut. Penggunaan nama Mampang sebagai nama jalan merupakan pengingat bahwa Jakarta membutuhkan ruang hijau.
 
"Sementara nama Warung Buncit melambangkan pluralisme dan toleransi masyarakat Betawi. Warung Buncit diambil dari nama warung milik warga Tionghoa. Namun, namanya diabadikan menjadi nama kampung Betawi," beber Rizal. 
 
Rizal kecewa terhadap sikap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mendukung usulan pengubahan nama Jalan Mampang Prapatan dan Warung Buncit menjadi Jalan AH Nasution. Ia menilai Pemprov abai terhadap tradisi dan kebudayaan masyarakat Betawi. 
 
"Semakin terasa ironis karena warga Betawi yang dalam janji politiknya akan diangkat harkat martabatnya, dirayakan kebudayaannya, ternyata malah sebaliknya. Pak Anies justru menambah panjang pengabaiaan dan peminggiran orang Betawi seperti salah satunya tercermin dalam penghilangan nama jalan dan kampung Betawi yang punya arti simbolik yang menyejarah," tukas Rizal. 
 
(Baca juga: Perubahan Nama Jalan Rasuna Said Dianggap Wajar)
 
Meski begitu, Rizal menilai pengabadian nama pahlawan nasional sebagai nama jalan merupakan hal yang baik. Namun, ia menyarankan Pemprov DKI mencarikan lokasi lain yang tak memiliki makna sejarah bagi masyarakat Betawi.
 
"Dengan begitu bisa memberi dampak baik bagi warga Jakarta, bukan malah sebaliknya, dirasakan sebagai agresi dan penghilangan identitas warga, apalagi warga asli Betawi sudah begitu banyak jadi korban pembangunan," ujar Rizal. 
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan