Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencan (BNPB) mencatat jumlah pengungsi terdampat banjir bandang sengani semakin bertambah. Para pengungsi trauma.
"Tercatat 9.691 orang mengungsi yang tersebar di 18 titik pengungsi. Bertambahnya jumlah pengungsi karena rasa trauma dan takut akan adanya banjir bandang susulan mengingat hujan masih sering turun di wilayah Jayapura," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2019.
Bertambahnya pengungsi ini menyebabkan beberapa tempat pengungsian penuh dan kondisinya tidak nyaman. Selain itu juga menyulitkan dalam distribusi bantuan.
"Untuk itu, sesuai kesepakatan dalam rapat koordinasi di Posko Tanggap Darurat, dari 18 titik pengungsian yang ada saat ini akan dikumpulkan menjadi enam titik pengungsi agar memudahkan distribusi bantuan," ujar Sutopo.
Ratusan rumah rusak akibat banjir bandang yang menerjang Sentani. Lembaga pendidikan pun ikut lumpuh akibat insiden tersebut.
"Tercatat 375 rumah rusak berat, lima unit ibadah rusak berat, delapan sekolah rusak berat, 104 unit ruko rusak berat, empat jembatan rusak berat, empat ruas jalan rusak berat dan kerusakan bangunan lainnya," tutur Sutopo.
Baca: Korban Banjir Bandang di Sentani Terus Bertambah
Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan belum semua daerah terdampak dijangkau karena tertutup pohon, batu, lumpur dan material banjir bandang. Evakuasi pencarian diintensifkan untuk mencari korban.
BNPB telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung sejak hari Minggu, 17 Maret 2019. Itu, kata Sutopo, bisa bertambah tergantung dari situasi.
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencan (BNPB) mencatat jumlah pengungsi terdampat banjir bandang sengani semakin bertambah. Para pengungsi trauma.
"Tercatat 9.691 orang mengungsi yang tersebar di 18 titik pengungsi. Bertambahnya jumlah pengungsi karena rasa trauma dan takut akan adanya banjir bandang susulan mengingat hujan masih sering turun di wilayah Jayapura," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2019.
Bertambahnya pengungsi ini menyebabkan beberapa tempat pengungsian penuh dan kondisinya tidak nyaman. Selain itu juga menyulitkan dalam distribusi bantuan.
"Untuk itu, sesuai kesepakatan dalam rapat koordinasi di Posko Tanggap Darurat, dari 18 titik pengungsian yang ada saat ini akan dikumpulkan menjadi enam titik pengungsi agar memudahkan distribusi bantuan," ujar Sutopo.
Ratusan rumah rusak akibat banjir bandang yang menerjang Sentani. Lembaga pendidikan pun ikut lumpuh akibat insiden tersebut.
"Tercatat 375 rumah rusak berat, lima unit ibadah rusak berat, delapan sekolah rusak berat, 104 unit ruko rusak berat, empat jembatan rusak berat, empat ruas jalan rusak berat dan kerusakan bangunan lainnya," tutur Sutopo.
Baca: Korban Banjir Bandang di Sentani Terus Bertambah
Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan belum semua daerah terdampak dijangkau karena tertutup pohon, batu, lumpur dan material banjir bandang. Evakuasi pencarian diintensifkan untuk mencari korban.
BNPB telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung sejak hari Minggu, 17 Maret 2019. Itu, kata Sutopo, bisa bertambah tergantung dari situasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)