medcom.id, Jakarta: Pengusaha pemilik bus HS Transport diminta bertanggung jawab terkait kecelakaan di Puncak, Bogor. Kecelakaan tersebut menyebabkan empat orang tewas.
"Kalau sudah berpindah tangan, kenapa tidak di-rebranding. Kalau seperti ini, harus ada tanggung jawab dari pemiliknya," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Adrianto Djokosoetono di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu 3 Mei 2017.
Adrianto menganggap HS Transport lalai karena tidak mengurus izin operasi dan mendaftarkan kendaraan tersebut. Seharusnya, kendaraan yang sudah dibeli harus segera didaftarkan.
Baca: Pemerintah Didesak Tegas terhadap PO Bus Curang
Dalam analisa Adrianto, kendaraan bernomor polisi AG 7057 UR yang mengalami kecelakaan di Puncak, Bogor, itu milik HS Transport. Tapi masih terdaftar pemilik lama, yaitu PO Harapan Jaya Prima, yang melayani trayek Surabaya-Trenggalek.
Parahnya lagi, bus tersebut tidak terdaftar sebagai perusahaan angkutan wisata di database Ditjen Perhubungan Darat. Tanda uji KIR juga tidak terdaftar.
Baca: Organda: Angkutan Gelap Selalu Ada Bila Ada Konsumennya
Menurut Adrianto, kendaraan yang sudah dibeli atau berpindah tangan harus didaftar ulang atas nama pemilik baru. Kondisi fisik kendaraan harus dipastikan sesuai syarat dan ketentuan.
"Jadi kalau pindah tangan atau pindah pengelola, ya harus dilanjutkan semuanya," kata Adrianto.
Bus wisata HS Transport mengalami kecelakaan maut di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 22 April 2017. Kecelakaan melibatkan 11 kendaraan lainnya. Empat orang tewas dan tiga orang lainnya luka berat dan tiga orang lainnya luka ringan.
medcom.id, Jakarta: Pengusaha pemilik bus HS Transport diminta bertanggung jawab terkait kecelakaan di Puncak, Bogor. Kecelakaan tersebut menyebabkan empat orang tewas.
"Kalau sudah berpindah tangan, kenapa tidak di-rebranding. Kalau seperti ini, harus ada tanggung jawab dari pemiliknya," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Adrianto Djokosoetono di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu 3 Mei 2017.
Adrianto menganggap HS Transport lalai karena tidak mengurus izin operasi dan mendaftarkan kendaraan tersebut. Seharusnya, kendaraan yang sudah dibeli harus segera didaftarkan.
Baca: Pemerintah Didesak Tegas terhadap PO Bus Curang
Dalam analisa Adrianto, kendaraan bernomor polisi AG 7057 UR yang mengalami kecelakaan di Puncak, Bogor, itu milik HS Transport. Tapi masih terdaftar pemilik lama, yaitu PO Harapan Jaya Prima, yang melayani trayek Surabaya-Trenggalek.
Parahnya lagi, bus tersebut tidak terdaftar sebagai perusahaan angkutan wisata di database Ditjen Perhubungan Darat. Tanda uji KIR juga tidak terdaftar.
Baca: Organda: Angkutan Gelap Selalu Ada Bila Ada Konsumennya
Menurut Adrianto, kendaraan yang sudah dibeli atau berpindah tangan harus didaftar ulang atas nama pemilik baru. Kondisi fisik kendaraan harus dipastikan sesuai syarat dan ketentuan.
"Jadi kalau pindah tangan atau pindah pengelola, ya harus dilanjutkan semuanya," kata Adrianto.
Bus wisata HS Transport mengalami kecelakaan maut di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 22 April 2017. Kecelakaan melibatkan 11 kendaraan lainnya. Empat orang tewas dan tiga orang lainnya luka berat dan tiga orang lainnya luka ringan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
