medcom.id, Jakarta: Setelah bisa terbang pertama kali di 2022 dan meraih sertifikasi penerbangan pada 2025. PT Regio Aviasi Industri (RAI) memiliki ambisius yang tinggi dalam jangka panjang. Perusahaan yang tak lepas dari keluarga Presiden ketiga BJ Habibie ini, berencana membangun sebanyak 450 pesawat R80.
"Kalau rencana membangun 450 pesawat. Dana untuk pembuatan itu nanti. Yang penting kita awal butuh USD1,5 miliar atau Rp20 triliun," ujar Presiden Direktur Regio Aviasi Industri, Agung Nugroho kepada Metrotvnews.com, Jumat 29 September 2017.
Pembangunan yang cukup banyak, bilang Agung, karena pesawat R80 sudah masuk dalam program nasional yang didorong oleh pemerintah.
"Jadi pemerintah sangat memfasilitasi langkah pembuatan pesawat ini," tutur Agung.
Baca: Sertifikasi Penerbangan Pesawat R80 Bisa Diraih di 2025
Saat pengembangan, dia mengaku, perusahaan akan menggandeng PT Dirgantara Indonesia (Persero). Tak hanya itu, nantinya Regio Aviasi juga merangkul dua perusahaan mesin yang datang dari luar Indonesia, yaitu Pratt & Whitney dan Rolls Royce.
Tahap awal, sambung dia, memang pengembangan secara keseluruhan hanya membangun enam pesawat. Sebanyak 4 pesawat yang akan diterbangkan, dan sisanya di darat. Pesawat tersebut akan dikembangkan di Bandung dan Kertajati.
"Pak habibie sangat mendorong. Itu biaya pengembangan secara keseluruhan. Pengembangan kegiatan yang dilakukan pesawat sebelum dikomersialkan," terang Agung.
Tingkat dana investasi yang besar, Agung mengharapkan, investor dari swasta bisa masuk. Pasalnya, proyek ini tidak menggunakan uang negara. "Jadi kita mengundang banyak dari swasta untuk menyukseskan pembangunan pesawat yang dibuat dari tangan asli Indonesia," tutur Agung.
Baca: Indonesia Harus Kembangkan Pesawat R80
medcom.id, Jakarta: Setelah bisa terbang pertama kali di 2022 dan meraih sertifikasi penerbangan pada 2025. PT Regio Aviasi Industri (RAI) memiliki ambisius yang tinggi dalam jangka panjang. Perusahaan yang tak lepas dari keluarga Presiden ketiga BJ Habibie ini, berencana membangun sebanyak 450 pesawat R80.
"Kalau rencana membangun 450 pesawat. Dana untuk pembuatan itu nanti. Yang penting kita awal butuh USD1,5 miliar atau Rp20 triliun," ujar Presiden Direktur Regio Aviasi Industri, Agung Nugroho kepada Metrotvnews.com, Jumat 29 September 2017.
Pembangunan yang cukup banyak, bilang Agung, karena pesawat R80 sudah masuk dalam program nasional yang didorong oleh pemerintah.
"Jadi pemerintah sangat memfasilitasi langkah pembuatan pesawat ini," tutur Agung.
Baca:
Sertifikasi Penerbangan Pesawat R80 Bisa Diraih di 2025
Saat pengembangan, dia mengaku, perusahaan akan menggandeng PT Dirgantara Indonesia (Persero). Tak hanya itu, nantinya Regio Aviasi juga merangkul dua perusahaan mesin yang datang dari luar Indonesia, yaitu Pratt & Whitney dan Rolls Royce.
Tahap awal, sambung dia, memang pengembangan secara keseluruhan hanya membangun enam pesawat. Sebanyak 4 pesawat yang akan diterbangkan, dan sisanya di darat. Pesawat tersebut akan dikembangkan di Bandung dan Kertajati.
"Pak habibie sangat mendorong. Itu biaya pengembangan secara keseluruhan. Pengembangan kegiatan yang dilakukan pesawat sebelum dikomersialkan," terang Agung.
Tingkat dana investasi yang besar, Agung mengharapkan, investor dari swasta bisa masuk. Pasalnya, proyek ini tidak menggunakan uang negara. "Jadi kita mengundang banyak dari swasta untuk menyukseskan pembangunan pesawat yang dibuat dari tangan asli Indonesia," tutur Agung.
Baca: Indonesia Harus Kembangkan Pesawat R80 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)