medcom.id, Jakarta: Dengan dana sebanyak Rp20 triliun atau setara USD1,5 miliar, PT Regio Aviasi Industri (RAI) bakal mengembangkan pesawat R80 yang merupakan hasil karya dari dalam negeri. Pengembangan diharapkan bisa terbang pertama kali pada 2022, dan mendapat sertifikasi penerbangan di 2025.
"Tahun 2022, kita harapkan pesawat R80 bisa first flight, dan dapat sertifikasi pada tahun 2025. Kita optimistis bisa dapat itu," ungkap Presiden Direktur Regio Aviasi Industri, Agung Nugroho kepada Metrotvnews.com, Kamis 28 September 2017.
Pada saat pengembangan, Agung menyatakan, bakal menggandeng banyak kalangan, seperti perusahaan pelat merah PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan dua perusahaan mesin dari luar negeri, yakni Pratt & Whitney dan Rolls Royce.
Baca: Pemerintah Diharap Ikut Membiayai Pembuatan Pesawat R80
Tahap awal, dia mengaku, dengan dana sebesar itu, setidaknya ada enam pesawat R80 yang bisa dibangun, itu sudah termasuk proses pengembangan dari awal hingga selesai.
Dari total 6 pesawat, sebanyak 4 pesawat yang akan diterbangkan, dan sisanya di darat. Pesawat tersebut akan dikembangkan di Bandung dan Kertajati.
Baca: Indonesia Harus Kembangkan Pesawat R80
"Pak Habibie (Presiden Indonesia ke-3) sangat support sekali pengembangan ini. Pemerintah juga mendukung sekali, karena sudah ada statusnya dalam program nasional. Jadi, ini juga difasilitasi oleh pemerintah," papar dia.
Dana investasi yang terbilang besar, Agung menyebutkan, pihak investor dari swasta bisa masuk. "Karena, ini memang proyek tidak menggunakan dana negara, jadi kita mengundang banyak dari swasta untuk menyukseskan pembangunan pesawat yang dibuat dari tangan asli Indonesia," tutur Agung.
medcom.id, Jakarta: Dengan dana sebanyak Rp20 triliun atau setara USD1,5 miliar, PT Regio Aviasi Industri (RAI) bakal mengembangkan pesawat R80 yang merupakan hasil karya dari dalam negeri. Pengembangan diharapkan bisa terbang pertama kali pada 2022, dan mendapat sertifikasi penerbangan di 2025.
"Tahun 2022, kita harapkan pesawat R80 bisa first flight, dan dapat sertifikasi pada tahun 2025. Kita optimistis bisa dapat itu," ungkap Presiden Direktur Regio Aviasi Industri, Agung Nugroho kepada Metrotvnews.com, Kamis 28 September 2017.
Pada saat pengembangan, Agung menyatakan, bakal menggandeng banyak kalangan, seperti perusahaan pelat merah PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan dua perusahaan mesin dari luar negeri, yakni Pratt & Whitney dan Rolls Royce.
Baca:
Pemerintah Diharap Ikut Membiayai Pembuatan Pesawat R80
Tahap awal, dia mengaku, dengan dana sebesar itu, setidaknya ada enam pesawat R80 yang bisa dibangun, itu sudah termasuk proses pengembangan dari awal hingga selesai.
Dari total 6 pesawat, sebanyak 4 pesawat yang akan diterbangkan, dan sisanya di darat. Pesawat tersebut akan dikembangkan di Bandung dan Kertajati.
Baca: Indonesia Harus Kembangkan Pesawat R80
"Pak Habibie (Presiden Indonesia ke-3) sangat support sekali pengembangan ini. Pemerintah juga mendukung sekali, karena sudah ada statusnya dalam program nasional. Jadi, ini juga difasilitasi oleh pemerintah," papar dia.
Dana investasi yang terbilang besar, Agung menyebutkan, pihak investor dari swasta bisa masuk. "Karena, ini memang proyek tidak menggunakan dana negara, jadi kita mengundang banyak dari swasta untuk menyukseskan pembangunan pesawat yang dibuat dari tangan asli Indonesia," tutur Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)